Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2014, 00:52 WIB

TIRANA, KOMPAS.com - Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Albania, Minggu (21/9/2014), menyatakan agama tidak dapat dipakai sebagai pembenaran atas kekerasan.

Paus berumur 77 tahun ini menyatakan Albania yang berpenduduk mayoritas Muslim merupakan contoh inspiratif bagi kerukunan kehidupan beragama.

Ketika Paus tiba di Tirana, ibu kota Albania, ratusan ribu warga -Katolik maupun Muslim dan agama lain- memadati jalanan untuk menyambutnya.

"Tidak ada yang harus menggunakan nama Allah untuk melakukan kekerasan," tegas Paus, di Universitas Katolik di Albania.

Pidato itu dihadiri oleh pemimpin Kristen Protestan, Mulism, Ortodoks Bektashi, dan Yahudi, di Albania. Menurut Paus, para ekstremis telah menyesatkan dalil agama untuk tujuan mereka sendiri.

"Membunuh atas nama Allah adalah penghujatan yang sangat luar biasa. Melakukan diskriminasi dalam nama Tuhan adalah tidak manusiawi," tegas Paus. 

Anugrah

Sebelumnya, Paus berpidato dengan tema yang sama di depan pejabat pemerintah Albania. Dalam pidato itulah dia sampaikanp ujian soal kerukunan hidup antara pemeluk Katolik, Kristen, dan Muslim di Albania.

Paus menyebut keharmonisan umat beragama itu merupakan anugrah yang sangat berharga bagi Albania. Dia pun mengatakan pentingnya kerukunan tersebut, pada saat semangat otentik agama telah disesatkan dan perbedaan agama sedang terdistorsi.

"Jangan ada yang menganggap diri mereka menjadi 'baju besi' Allah ketika merencanakan dan melaksanakan tindakan kekerasan dan penindasan," tegas Paus di istana presiden di Tirana.

Albania dihuni oleh sekitar 3,5 juta orang. Dari jumlah itu, 15 persen menganut Katolik, 56 persen Muslim, dan sekitar 11 persen adalah penganut Kristen Ortodoks. Selain tiga agama itu, masih ada Yahudi dan keyakinan lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com