Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Larang Pelajaran Seni dan Musik di Sekolah

Kompas.com - 16/09/2014, 16:07 WIB
MOSUL, KOMPAS.com — Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menerbitkan kurikulum akademik di sekolah-sekolah di sejumlah kota yang dikontrol kelompok itu di Suriah dan Irak.

Berdasarkan kurikulum yang mulai diterapkan di kota Mosul ini, mata pelajaran kesenian dan musik menjadi pelajaran terlarang dan semua kelas yang berkaitan dengan sejarah, sastra, dan sejarah kekristenan dihapus seluruhnya.

Para guru dan murid diperintahkan untuk menghindari semua referensi terkait republik Irak atau Suriah, setelah ISIS mendeklarasikan wilayah kekuasaannya dengan nama Negara Islam.

Meski tak pernah diajarkan di sekolah-sekolah Irak, teori evolusi Charles Darwin juga dilarang untuk diajarkan di sekolah-sekolah bentukan ISIS. Demikian pula dengan lagu-lagu perjuangan dan foto-foto yang dianggap menyerang Islam.

Kurikulum baru itu diumumkan dalam sebuah buletin dua halaman yang ditempel di ruang-ruang publik di seluruh kota Mosul, yang jatuh ke tangan ISIS pada Juni lalu.

Dokumen itu menyatakan bahwa kurikulum sekolah disusun langsung oleh Abu Bakr al-Bahghdadi, pemimpin ISIS yang mengangkat dirinya sebagai khalifah Negara Islam.
Tujuan kurikulum ini, menurut dokumen itu, adalah untuk menghapuskan kebodohan, menyebarkan ilmu-ilmu agama, dan memerangi kurikulum yang busuk.

Kurikulum ini juga menerapkan pemisahan jender yang ketat. Guru pria hanya mengajar anak laki-laki dan guru perempuan hanya mengajar anak perempuan. Buletin itu juga memperingatkan bahwa keputusan ini mengikat dan siapa pun yang melanggar kurikulum baru tersebut akan menghadapi hukuman.

Sementara itu, beberapa penduduk lokal kepada AP mengatakan, mereka tak akan mengirim anak-anak ke sekolah dan lebih memilih mengajari mereka di rumah. "Mereka akan mencuci otak anak-anak itu dan mencemarinya dengan pemikiran mereka," kata seorang warga Mosul yang mengaku bernama Abu Hassan.

"Hal terpenting bagi kami adalah anak-anak tetap mendapatkan ilmu dengan benar, meski mereka harus kehilangan tahun pelajaran dan ijazah," tambah Abu Hassan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com