Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muslim Australia Tolak Pengiriman Militer ke Irak

Kompas.com - 16/09/2014, 15:11 WIB
KOMPAS.COM — Pemimpin komunitas Muslim di Australia mengatakan, sebagian besar anggotanya tidak mendukung rencana keterlibatan militer negara itu berperang melawan pasukan ISIS di Irak.

Juru Bicara Dewan Imam Nasional Australia, Sheikh Mohamadu Saleem, mengatakan, mayoritas umat Islam di Australia mendukung bantuan kemanusiaan di Irak, tetapi mereka tidak setuju jika Australia ikut mengerahkan pasukan militernya untuk berperang di kawasan tersebut.

"Kita belum mendengar ada umat Islam di Australia yang mengatakan mendukung keterlibatan militer Australia di Irak melawan ISIS," katanya kepada ABC di Melbourne. "Kalau bantuan kemanusiaan tidak masalah," ujarnya.

Pesawat jet tempur Australia dan sekitar 600 orang personel militer, sebagian di antaranya anggota pasukan elite Australia, menurut rencana akan dikirim ke Timur Tengah dalam beberapa hari mendatang.

Personel tersebut akan ditempatkan di Uni Emirat Arab agar setiap saat bisa dikerahkan untuk melakukan aksi di Irak.

Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan, misi militer Australia di Irak memiliki tujuan yang khusus dan jelas, yaitu untuk memerangi militan ISIS. Namun, Abbott mengatakan, Pemerintah Australia akan mengambil keputusan final dalam beberapa pekan mendatang.

Mohamadu mengatakan, komunitas Islam di Australia khawatir keterlibatan negaranya dalam operasi militer di Irak malah justru akan membuat kekerasan di kawasan tersebut semakin meningkat.

"Itu bisa jadi akan memicu lebih banyak orang tidak bersalah yang tewas ketimbang mereka yang berperang di sana," katanya. "Jika kita mulai menjatuhkan bom dari udara, kita tidak tahu apakah bom itu mengenai teroris ISIS atau justru kena orang yang tidak bersalah," tambah Mohamadu.

"Karena itu, menurut saya opini mayoritas di kalangan Muslim adalah tidak seharusnya ada keterlibatan militer lebih jauh di Timur Tengah," katanya lagi.

Mohamadu juga mengingatkan risiko jika Australia terlibat dalam konflik di Irak bisa jadi justru akan mendorong semakin banyak generasi muda yang bergabung dengan pasukan ISIS.

Dia mengatakan, militan ISIS menggunakan media sosial untuk menggiring opini para pengikutnya di luar negeri, terutama kalangan generasi muda untuk berperang di Suriah dan Irak.

"Pemerintah Australia membuat kesalahan dengan melibatkan militernya dalam konflik ini," katanya.

"Tindakan itu akan mengecewakan sejumlah individu yang rentan di sini dan bisa jadi akan justru malah mendorong mereka untuk ikut bergabung untuk berperang melawan pasukan kita di Suriah dan Irak," katanya.

Hari Minggu lalu, ribuan orang menghadiri acara barbekyu yang diselenggarakan oleh komunitas Muslim Australia bertajuk "Muslims Love Australia", di Lakemba, Sydney.

Dalam acara itu, seorang ayah dari personel militer ISIS berkata kepada para orangtua yang hadir dalam acara itu untuk menyimpan paspor anak-anak mereka jika anak-anak mereka berniat hendak ikut berjuang dengan ISIS.

Acara itu disponsori oleh Mamdouh Elomar, ayah dari Mohamed Elomar, yang masuk dalam daftar pencarian orang Kepolisian Australia setelah sejumlah fotonya muncul di media sosial mendorong orang untuk ikut berperang bersama ISIS.

Pemimpin komunitas Muslim, Dr Jamal Rifi, mengatakan, ada peningkatan insiden serangan Islamofobia baru-baru ini. "Kita mendapati ada kenaikan kecil serangan semacam itu terhadap warga Muslim melalui surat dan isi surat-surat itu sangat mengerikan," katanya.

"Perlakuan tidak menyenangkan terhadap warga Muslim perempuan di angkutan umum dan di jalan-jalan juga meningkat," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com