Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

David Cameron: ISIS Bukan Islam, Mereka Monster

Kompas.com - 15/09/2014, 10:25 WIB
LONDON, KOMPAS.COM - Pembunuhan terhadap pekerja kemanusian asal Inggris, David Haines, "tidak akan membuat Inggris mengabaikan tanggung jawab" untuk bekerja sama dengan para sekutu demi menumpas ISIS, kata Perdana Menteri Inggris, David Cameron, Minggu (14/9/2014). Sebaliknya, "hal itu akan memperkuat tekad kami", tegas Cameron.

Dia berbicara sehari setelah ISIS mengunggah sebuah video yang menunjukkan pemenggalan terhadap Haines. Video tersebut merupakan video terbaru dalam serangkaian video semacam itu yang disebar ISIS.

Cameron berjanji akan bekerja sama dengan AS untuk mendukung "tindakan militer langsung". Dia juga menekankan bahwa "hal ini bukan tentang tentara Inggris (beroprasi) di daratan."

"Kita harus menghadapi ancaman ini," kata Cameron. "Selangkah demi selangkah kita harus mengusir, membongkar, dan akhirnya menghancurkan ISIS dan apa pun singkatannya." Bersama sekutu, kata dia, "Kita akan melakukannya dengan cara yang tenang, hati-hati tetapi dengan tekad baja."

Kelompok itu, yang kini menyebut dirinya Negara Islam, juga dikenal dengan nama ISIS atau ISIL.

"Organisasi ini merupakan ancaman besar bagi seluruh kawasan Timur Tengah," kata Cameron, yang membuat pernyataan publik sebelum sebuah pertemuan darurat dengan para pejabat keamanan dan intelijen.

Uni Eropa (EU) juga mengecam pembunuhan mengerikan terhadap Haines. Eu mengatakan berkomitmen untuk memerangi teror. "Bersama para mitra internasional dan regional, Uni Eropa akan melakukan apa pun untuk memastikan sebuah akhir dari kampanye teroris mengerikan ini dan semua pelaku harus bertanggung jawab," kata pernyataan Uni Eropa.

Cameron mencantum lima poin dalam strategi Inggris, yaitu: bekerja sama dengan Irak dan pemerintah daerah Kurdi Irak serta membantu mereka melindungi kaum minoritas yang dibantai ISIS; bekerja sama di PBB "untuk memobilisasi kemungkinan dukungan luas" melawan ISIS; berkontribusi pada aksi militer yang dipimpin AS; membantu dalam berbagai upaya kemanusiaan; dan "memperkuat upaya kontrateroris kami di dalam negeri."

Sejumlah warga Muslim Inggris telah bergabung dengan ISIS. Militan yang membunuh Haines dan dua warga Amerika, yaitu James Foley dan Steven Sotloff, mungkin seorang warga Inggris.

Bukan Muslim

Video tentang pembunuhan Haines terlihat sangat mirip dengan video-video yang memperlihatkan pemenggalan Foley dan Sotloff, dan militan yang bertopeng itu terdengar seperti orang yang sama.

"Telah menjadi tugas pemerintah dan masing-masing kita untuk menyingkirkan racun ini dari masyarakat kita dan untuk membuang ideologi yang menyesatkan ini yang meradikalisasi beberapa orang muda kita," kata Cameron. "Islam merupakan sebuah agama damai," tegas Cameron. Soal kaum militan ISIS dia mengatakan, "Mereka bukan Muslim, mereka adalah monster."

Warga Inggris "perlu tahu bahwa ini merupakan sebuah organisasi fanatik" yang berencana menyerang seluruh Eropa dan Inggris, kata Cameron. "Orang ISIS fanatiklah yang menembak mati empat orang di sebuah museum di Brussels," katanya merujuk kepada Mehdi Nemmouche, seorang warga Perancis dari Roubaix di Perancis utara, yang dituduh telah membunuh empat orang di Museum Yahudi di Belgia pada Mei lalu.

Nemmouche sebelumnya menghabiskan satu tahun di Suriah dan merupakan seorang Islam radikal, kata jaksa kepala Paris pada Juni. Wartawan Perancis, Nicolas Henin, mengatakan bulan lalu bahwa Nemmouche menyiksa para tahanan yang dijaganya ketika dia berperang untuk ISIS di Suriah. "Dia memukul saya beberapa kali. Saya tidak tahu perlakuan buruk lainnya terhadap setiap sandera asing lain yang berada di bawah pengawasannya tetapi saya menyaksikan dia menyiksa sejumlah tahanan lokal."

Video pembunuhan Haines memperlihatkan seorang militan ISIS bertopeng menaruh tangannya kepada seorang tawanan lain, yang ia diidentifikasi sebagai Alan Henning, warga Inggris.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com