Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Berikan Kursi Bus, Pemuda Dipukuli

Kompas.com - 11/09/2014, 12:26 WIB
WUHAN, KOMPAS.COM - Sebuah video yang beredar luas di China memperlihatkan seorang pemuda dipukuli oleh sejumlah penumpang yang lebih tua karena menolak memberikan tempat duduk.

Di bus kota di Wuhan, kursi kuning memiliki arti khusus. Kursi-kursi itu ditawarkan bagi wanita-wanita hamil, orang lanjut usia atau orang-orang lemah. Kebiasaan ini seringkali diabaikan, dan sejumlah penumpang yang berusia lebih muda sering tidak mematuhi aturan-aturan yang diterapkan.

Dalam vedio itu tampak seorang pemuda menempati kursi kuning ini di sebuah bus di kota.  Dalam video yang direkam di ponsel itu terlihat seorang pria berusia tua berteriak kepada pemuda itu, menyuruhnya untuk menawarkan kursi itu pada pria lain yang berdiri tepat di sampingnya. Pemuda itu menolak dan balik berteriak, sebelum kemudian akhirnya didorong dan dipukul beberapa kali.

Video ini diunggah ke NetEase, portal web populer di China, oleh pengguna yang tidak diketahui identitasnya.

Video ini telah ditonton sebanyak 160.000 kali, dan makin banyak orang yang menyebarkan salinannya di sejumlah jejaring sosial lainnya.

Reaksi sengit terjadi pada kedua website NetEase dan Weibo, situs mikroblog yang mirip dengan Twitter, dan sebagian besar dari mereka tampak marah terhadap orang-orang tua yang memukuli pemuda itu.

"Jika mereka kuat untuk memukuli pemuda itu, mengapa mereka perlu kursi?" kata salah satu dari mereka. "Pemuda itu memang salah karena tidak memberikan kursinya kepada orang yang lebih tua. Tapi perlakuan orang-orang tua itu lebih buruk lagi. Menyerahkan kursi Anda ketika berada di transportasi umum adalah tindakan sukarela. Bagaimana mungkin orang-orang itu bisa menggunakan cara-cara kekerasan untuk memaksa orang lain untuk memberikan kursi mereka? "kata yang lainnya berkomentar.

Pergeseran Demografis

Kejadian seperti ini sudah biasa di China, di mana ketegangan antar generasi meningkat. Kebijakan untuk memiliki satu anak di negara itu, yang sudah ada sejak tahun 1979 menyebabkan pergeseran demografis.

Berdasarkan sejumlah perkiraan, sepertiga dari penduduk akan berusia di atas 60 pada pertengahan abad ini, dan ada kekhawatiran yang meningkat bahwa penduduk dengan usia produktif mungkin harus berjuang untuk membantu mereka.

Pan Tianshu, seorang antropolog di Universitas Fudan, mengatakan kepada BBC Trending bahwa masalah ini benar-benar tentang ekonomi, bukan tentang usia itu sendiri. "Selain harus melihat sisi ini sebagai perang generasi, kita harus melihatnya sebagai [sebuah hasil] dari sumber daya publik yang semakin terbatas untuk masyarakat yang dinamis," katanya.

Media melaporkan bahwa tidak ada orang yang ditangkap polisi dan pemuda itu tidak mengalami cedera serius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com