Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Irak Gunakan Anak-Anak sebagai Pembom Bunuh Diri

Kompas.com - 09/09/2014, 04:30 WIB
Jessi Carina

Penulis

Sumber AFP
AMERIKA SERIKAT, KOMPAS.com - Utusan PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata mengatakan, pejuang Islam di Irak telah menewaskan ratusan anak. Kebanyakan dibunuh dalam eksekusi dan beberapa anak digunakan sebagai pembom bunuh diri.

"Lebih dari 700 anak telah tewas atau cacat di Irak sejak awal tahun ini," ujar Dewan Keamanan PBB Leila Zerrougui.

Zerougui mengatakan, pejuang Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS telah merekrut anak laki-laki berusia 13 tahun untuk membawa senjata, menjaga lokasi-lokasi strategis, dan menangkap warga sipil.

"Sedangkan anak-anak yang lain digunakan sebagai pembom bunuh diri," ujar Zerougui.

Zerougui juga mengatakan, tenaga militer yang bersekutu dengan Pemerintah Irak juga menggunakan anak-anak untuk melawan pejuang ISIS. Sejumlah anak yang ditahan oleh pemerintah juga hilang setelah tenaga militer menyerbu penjara pada Juli.

Pemerintah dunia dan PBB juga telah berulang kali menyebut pejuang ISIS kejam sejak mereka menyerbu sebagian besar willayah Irak dan Suriah.

Komisaris Tinggi HAM PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein mengatakan bahwa pejuang ISIS akan membuat "zona darah" di daerah kekuasaan mereka.

Tuduhan datang menjelang pertemuan PBB yang diselenggarakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada 25 September kelak. Tuduhan itu terkait ancaman terhadap pejuang asing dianggap sebagai pemanas pertikaian di Irak dan Suriah.

Dewan Keamanan PBB akhir bulan lalu juga telah mengadopsi sebuah resolusi yang bertujuan untuk mematahkan pendanaan dan juga aliran pejuang asing ke dalam ISIS. Selain juga, DK PN juga mengingatkan bahwa kekejaman yang dilakukan ISIS mungkin merupakan kekejaman terhadap kemanusiaan.

Kepala Penjaga Perdamaian PBB, Herve Ladsous, mengatakan di Republik Afrika Tengah, sekitar 8.000 anak-anak telah terdaftar untuk bertarung di berbagai kelompok bersenjata.

Petinggi PBB juga mendengarkan upaya banding atas reintegrasi dari aktor US Forest Whitaker, duta UNESCO yang aktif di Sudan Selatan.

"Bagaimana perasaan anak-anak ketika mereka kembali dari medan perang ke dunia yang mereka tidak kenali," ujar Whitaker.

Kampanye "A Children Not Soldiers" ini telah diluncurkan pada awal tahun ini oleh PBB. Kampanye ini bertujuan untuk memastikan tidak ada anak-anak yang bertugas di pasukan pemerintahan pada akhir 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com