Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengadilan Afganistan Hadiahi Hukuman Mati untuk 7 Pemerkosa

Kompas.com - 08/09/2014, 19:07 WIB
KABUL, KOMPAS.com - Sebuah pengadilan di Afganistan, Minggu (7/9/2014), menjatuhkan hukuman mati untuk tujuh pria  yang terbukti memperkosa dan merampok sekelompok perempuan yang baru kembali dari sebuah pesta pernikahan.

Polisi mengatakan sekelompok pria, beberapa mengenakan seragam polisi dan membawa senapan otomatis, menghentikan konvoi sejumlah mobil yang digunakan sekelompok perempuan dan keluarganya di distrik Paghman, di luar kota Kabul, bulan lalu.

Para pria ini kemudian menyeret para perempuan dari dalam mobil dan memperkosa mereka di sebuah ladang tak jauh dari jalan utama. Salah seorang korban diketahui tengah mengandung.
Tak hanya diperkosa, para perempuan itu juga dipukuli lalu perhiasan dan telepon genggam mereka juga dirampas.

Hakim Safihullah Mujadidi, dalam sidang pembacaan vonis yang disiarkan secara langsung lewat televisi, menyatakan ketujuh orang itu terbukti melakukan perampokan bersenjata dan pemerkosaan.

"Berdasarkan undang-undang yang berlaku maka ketujuh orang ini dijatuhi hukuman terberat yaitu hukuman mati," ujar hakim.

Ketujuh terdakwa yang dijaga ketat itu berdiri di hadapan hakim mendengarkan vonis tersebuat. Sementara di luar gedung pengadilan puluhan orang aktivis berkumpul menyimak jalannya pengadilan.

"Jenis kejahatan seperti ini tak pernah terjadi sebelumnya di Kabul." kata Kepala Kepolisian Kabul, Jenderal Zahir dalam kesaksiannya.

"Jika kejahatan seperti ini tidak mendapatkan hukuman, maka perempuan Afganistan akan selalu menjadi korban," kata aktivis hak-hak perempuan, Uma Saeed.

Ketujuh terpidana ini masih bisa mengajukan banding atas vonis pengadilan tersebut ke pengadilan yang lebih tinggi. Sementara sesuai undang-undang Afganistan, hukuman mati baru dapat terlaksana jika mendapat persetujuan presiden.

Aksi kekerasa terhadap perempuan di Afganistan kerap terjadi namun biasanya terjadi di dalam rumah mereka. Perkosaan yang dikakukan orang bersenjata nyaris tak pernah terjadi. Kondisi ini memicu kekhawatiran soal masa depan negeri itu di saat paskan NATO ditarik sepenuhnya dari Afganistan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com