Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boeing: Dalam 20 Tahun, China Butuh 6.000 Pesawat Baru

Kompas.com - 04/09/2014, 21:51 WIB
BEIJING, KOMPAS.com — China akan membutuhkan lebih dari 6.000 pesawat baru dalam waktu 20 tahun ke depan. Demikian perkiraan produsen pesawat asal AS, Boeing, Kamis (4/9/2014).

Dalam analisis pasar terbarunya atas China, Boeing mengatakan, frekuensi penerbangan di negara terpadat di dunia sekaligus negara dengan perekonomian terkuat di dunia itu akan meningkat dan semakin beragam.

Dalam periode 2014-2033, Boeing memperkirakan China membutuhkan 6.020 pesawat baru bernilai 870 miliar dollar AS. Jumlah ini meningkat cukup signifikan dibanding perkiraan serupa yang dibuat tahun lalu, yaitu sebanyak 5.580 pesawat terbang.

Berdasarkan peningkatan penumpang yang dramatis, Boeing mengatakan, sebanyak 6.930 pesawat penumpang akan menyesaki langit China pada 2033. Angka itu meningkat tiga kali lipat dibanding jumlah saat ini, yaitu 2.310 unit.

"Pasar penerbangan domestik China sangat kuat dan berkembang untuk beberapa tahun ke depan dan akan semakin kuat," kata Randy Tinseth, Wakil Presiden Pemasaran Boeing Commercial Airplanes di Beijing.

Selama 20 tahun, berbagai maskapai penerbangan China akan menyerap 16 persen produksi pesawat terbang dunia, masih menurut Boeing.

Saat ini, Boeing masih mendominasi lebih dari separuh pesawat komersial yang digunakan semua maskapai penerbangan di China. Sementara Airbus menguasai hampir 50 persen pasar di China.

"Pasar terus berubah. Ini baik bagi penumpang dan sangat bagus untuk pasar penerbangan di China," tambah Tinseth.

Meski demikian, hanya 1.400 pesawat terbang yang akan menggantikan pesawat lama dalam 20 tahun ke depan. Sementara 4.620 unit atau 77 persen lainnya adalah tambahan untuk armada yang sudah ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com