Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

53 WNI Gabung dengan ISIS di Irak, 3 Tewas

Kompas.com - 04/09/2014, 14:51 WIB
JAKARTA, KOMPAS.COM — Duta Besar Irak untuk Indonesia Abdullah Hasan Salih, Rabu (3/9/2014), mengimbau warga negara Indonesia agar tidak pergi ke Irak untuk bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Selain dinilai ikut menghancurkan Irak, WNI yang bergabung ISIS diperkirakan tak akan bisa pulang kembali ke Indonesia dalam keadaan hidup.

”Kami ingin mengimbau para pemuda Indonesia dan seluruh dunia untuk melihat kami sebagai sebuah negara,” kata Salih kepada Kompas di Jakarta, Rabu (3/9). ”Siapa pun yang mendukung organisasi yang memerangi negara kami, artinya mendukung untuk menghancurkan kami.”

ISIS merebut banyak wilayah Irak utara, sejak awal Juni lalu, dan mendeklarasikan kekhalifahan Islam dengan wilayah yang juga mencakup Suriah utara. Salih mengatakan, saat ini 41 persen wilayah Irak dikuasai ISIS.

Imbauan itu dikemukakan Salih karena saat ini sudah puluhan WNI bergabung dengan NIIS dan berperang melawan tentara Irak. ”Sesuai informasi yang kami punya dan kami dapatkan dari pemerintahan kami, ada 53 orang (Indonesia) yang masuk Irak dan mungkin tiga orang sudah tewas,” kata Salih.

Data Pemerintah Irak soal keterlibatan WNI di tubuh ISIS itu lebih besar daripada angka yang pernah dirilis Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Indonesia Ansyaad Mbaai, Agustus lalu. Dalam berita yang diunggah situs resmi BNPT (www.bnpt.go.id), Ansyaad menyebut, 34 WNI mantan teroris di Indonesia bergabung dengan NIIS.

Untuk menangkal keterlibatan WNI lain dalam gerakan NIIS di Irak, Salih menegaskan, pihaknya telah berhenti mengeluarkan visa untuk WNI yang akan berangkat ke Irak tanpa tujuan jelas. Visa ke Irak bagi WNI hanya diberikan kepada pejabat dan profesional yang bekerja di negeri itu.

Salih menambahkan, Indonesia merupakan salah satu dari 89 negara yang beberapa warganya bergabung dengan NIIS di Irak. ”Yang paling radikal, mereka yang datang dari negara-negara Barat. Dari mereka, yang paling radikal dari Inggris,” katanya.

Beberapa negara Barat, seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, dan Australia, telah memutuskan memasok senjata bagi pasukan Irak dan Kurdi untuk melawan ISIS. Sejak 8 Agustus lalu, AS juga melancarkan serangan udara kepada ISIS.

”Pemerintahan (Irak) yang baru akan membangun tentara profesional, mendapat senjata-senjata baru dari aliansi negara-negara yang memerangi ISIS,” kata Salih. ”Kami yakin pemerintah baru akan menghancurkan ISIS dalam waktu yang tidak lama lagi karena dunia telah bersama kami memerangi ISIS.”

Pemerintahan baru tengah dibentuk calon perdana menteri Haider al-Abadi, yang diharapkan dapat merangkul semua elemen dan kelompok di Irak.

Terhadap Pemerintah Indonesia, Salih yakin Indonesia memiliki peran sangat besar dalam membantu Irak memerangi ISIS. ”Indonesia punya pengaruh untuk didengar karena paling dipercaya dengan efektivitas diplomasinya dalam memerangi terorisme,” katanya. (SAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com