Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diserang Kampanye Hitam, Menteri Hukum Selandia Baru Mundur

Kompas.com - 30/08/2014, 15:21 WIB

WELLINGTON, KOMPAS.com - Kampanye hitam tak hanya terjadi saat menjelang pemilihan umum di Indonesia. Pun di Selandia Baru, praktik tersebut juga dilakukan sehingga memaksa lengser Menteri Hukum negara itu, Judith Collins, Sabtu (30/8/2014).

Mundurnya Collins berkaitan dengan beredarnya tuduhan bahwa dia pernah berencana menyingkirkan Direktur Serious Fraud Office (SFO), Adam Feeley pada 2011 saat dia menjabat sebagai Menteri Kepolisian.

Menanggapi tuduhan itu, Collins membantah semuanya. Namun menurutnya, tidak ada pilihan lain selain mundur dari jabatannya saat ini.

"Saya berusaha untuk membersihkan nama saya ketika saya masih menjabat sebagai menteri. Akan tetapi menurut saya, langkah terbaik adalah mengundurkan diri," ujarnya.

Pemilihan umum di Selandia Baru akan dilangsungkan pada 20 September mendatang. Seiring dengan itu, suasana politik di negara persemakmuran ini memanas menyusul diterbitkannya buku yang berjudul "Dirty Politics" serta bocornya surat elektonik Judith Collins kepada seorang blogger sayap kanan yang masih terafiliasi dengan partainya, Cameron Slater.

Dalam email itu disebutkan bahwa Collins merasa tidak nyaman bekerja dengan Adam Feeley.

Mengomentari mundurnya Judith Collins, Perdana Menteri Selandia Baru John Key menyatakan kerjasama antara menteri dan bawahannya sangatlah vital dan harus dilandasi kepercayaan untuk mewujudkan pemerintahan yang efektif.

Sebelumnya, Collins lebih populer dengan nickname "Crusher", yang sempat digadang-gadang sebagai penerus John Key.

Sementara itu, Adam Feeley saat dikonfirmasi menyatakan bahwa dia tak percaya jabatannya kala itu sempat akan digoyang oleh Collins. "Saya sudah bertahun-tahun sebagai pelayan publik dan saya pastinya menyatakan sepanjang karier, saya bekerja secara profesional dan mendapat dukungan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com