Semua rencana ini diumumkan pada Jumat (29/8/2014) sebagai upaya untuk menyelamatkan maskapai itu dari kebangkrutan setelah mengalami dua tragedi besar secara beruntun.
Badan investasi negara, Khazanah Nasional, yang kini mengambil alih maskapai yang tengah "sakit" itu, mengatakan berencana untuk menyuntikkan dana 1,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 22 triliun dengan harapan maskapai ini bisa kembali meraup keuntungan dalam tiga tahun.
Direktur Pelaksana Khazanah Nasional Azman Mokhtar mengatakan, meski dihantam dua tragedi yang menimpa MH370 dan MH17, belum ada rencana untuk mengubah nama maskapai ini.
Rencana restrukturisasi itu akan mengakibatkan 6.000 orang dari 20.000 karyawan maskapai itu kehilangan pekerjaan. Pemangkasan ini diperlukan agar Malaysia Airlines memiliki "jumlah staf yang tepat".
Mokhtar menambahkan, Malaysia Airlines juga akan memangkas sejumlah rute penerbangannya, terutama rute-rute yang tidak menguntungkan. Nantinya, Malaysia Airlines akan menjadi sebuah maskapai dengan fokus regional.
Khazanah juga akan menunjuk CEO baru pada akhir 2014. Meski demikian, CEO saat ini, Ahmad Jauhari Yahya, akan tetap menjabat hingga Juli 2015 untuk memastikan transisi yang mulus.
Pada Kamis (29/8/2014), Malaysia Airlines membukukan kerugian kuartalan untuk keenam kali berturut-turut pada April-Juni. Sejumlah kalangan memperkirakan keuangan Malaysia Airlines akan tetap buruk hingga akhir tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.