Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Liberia Tembaki Pemrotes Karantina Ebola

Kompas.com - 21/08/2014, 17:28 WIB

MONROVIA, KOMPAS.com - Sedikitnya empat orang terluka setelah polisi Liberia, Kamis (21/8/2014), menembakkan peluru dan gas air mata guna menghalau para demonstran yang memprotes pemberlakuan karantina di sebuah permukiman kumuh di ibu kota Monrovia guna mencegah penyebaran virus ebola.

Para demonstran, yang merupakan warga permukiman kumuh West Point, mengatakan wilayah karantina yang dikelilingi kawat berduri telah menyulitkan mereka untuk melakoni aktivitas sehari-hari, seperti pergi bekerja dan membeli makanan.

Berdasarkan pemantauan wartawan BBC di Monrovia, Jonathan Paye-Layleh, serdadu senantiasa berpatroli di West Point guna mencegah warga bepergian. Hal itu menyebabkan ketegangan dan kekhawatiran di antara masyarakat.

Akhir pekan lalu, warga West Point menyerang sebuah pusat karantina, menjarah matras-matras dan membantu pasien-pasien yang diduga terpapar virus ebola untuk pergi.

Padahal, Liberia merupakan negara dengan korban meninggal terbanyak di kawasan Afrika Barat tahun ini. Sedikitnya 576 orang meninggal akibat virus ebola di Liberia. Secara keseluruhan, sebanyak 1.350 pasien virus ebola meninggal di Guinea, Nigeria, Sierra Leone, dan Liberia.

Menanggapi kondisi ini, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf mengeluhkan rakyatnya yang tidak peduli terhadap peringatan pemerintah.

“Kami tidak mampu mengendalikan penyebaran lantaran penyangkalan, praktik-praktik budaya, ketidakpedulian terhadap nasihat pekerja kesehatan, dan ketidakpedulian terhadap peringatan pemerintah,” kata Sirleaf.

Sebagian warga Liberia menganggap virus ebola merupakan kebohongan. Ada pula yang tidak memercayai obatan-obatan ala Barat dan menganggap virus ebola adalah guna-guna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com