Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Memulai Kunjungan Bersejarah di Korsel

Kompas.com - 14/08/2014, 12:35 WIB
SEOUL, KOMPAS.COM — Paus Fransiskus tiba di Seoul, Korea Selatan, Kamis (14/8/2014). Itu merupakan kunjungan pertama seorang pemimpin tertinggi Gereja Katolik ke negara tersebut dalam 25 tahun terakhir.

Kunjungan lima hari Paus ke Korea Selatan merupakan pengakuan terhadap salah satu negara Asia dengan masyarakat Katolik paling cepat berkembang, paling taat, dan paling berpengaruh. Kunjungan bersejarah itu juga menjadi pengakuan adanya pergeseran demografi dalam Gereja Katolik saat terjadi peningkatan jumlah umat yang berasal dari Amerika Latin, Afrika, dan Asia ketimbang dari basis historisnya di Eropa.

"Kunjungan Paus ke Korea Selatan merupakan bagian pertama dari sebuah pembukaan yang sangat cerdas ke Asia," kata Lionel Jensen, Profesor Bahasa dan Budaya Asia Timur University of Notre Dame. "Kehadiran Paus merupakan simbol kuat akan pengakuan Vatikan bahwa di Asia dan Sub-Sahara Afrika, gereja tumbuh paling menonjol."

Paus akan membawa pesan tentang "masa depan Asia" dan akan menggunakan kunjungannya untuk "berbicara kepada semua negara di benua itu". Demikian kata orang nomor dua Vatikan, yaitu Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin, dalam sebuah wawancara televisi.

Dalam kunjungannya itu, Paus akan membeatifikasi 124 martir Korea, memimpin perayaan Hari Pemuda Asia ke-6 yang merupakan pertemuan para pemuda Katolik Asia, menyelenggarakan  Misa Kudus bagi perdamaian dan rekonsiliasi yang dimaksudkan untuk berdoa bagi perdamaian, termasuk hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara.

Korea Utara telah menembakkan tiga rudal jarak pendek ke laut timur Semenanjung Korea, yang dimulai sekitar satu jam sebelum Paus mendarat di Seoul. Demikian kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Semenanjung Korea tetap terbelah. "Salah satu misi Paus adalah pergi ke Korea dan berdoa bagi rekonsiliasi dan perdamaian," kata juru bicara Vatikan, Pater Federico Lombardi.

Paus Fransiskus dijadwalkan akan bertemu Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, serta menyelenggarakan misa bersama anggota keluarga korban kapal feri Sewol yang tenggelam dan bertemu para perempuan, yang dipaksa jadi budak seks oleh Jepang dalam Perang Dunia II.

Gereja Katolik terus bertumbuh di Korea Selatan. Umatnya meningkat dari dari 5,2 juta pada 2005 menjadi 5,4 juta pada 2013. Angka itu memperlihatkan penurunan signifikan tingkat pertumbuhan sebesar 70 persen yang terjadi selama 10tahun terakhir sejak 2005. Hanya 10,4 persen warga Korea Selatan yang Katolik. Kebanyakan adalah penganut Buddha atau Protestan.

Di negara di mana teknologi paling baru bercokol dan rumah tangga dengan rata-rata utang terbesar, Paus Fransiskus diharapkan untuk menyampaikan pesan seperti biasa tentang kesederhanaan dan kerendahan hati. Paus telah meminta mobil kecil untuk perjalanannya selama kunjungan itu.

"Korea telah mengalami perkembangan ekonomi dan sosial yang cepat, dan kini berjuang menghadapi konflik yang muncul ke permukaan terkait peningkatan polarisasi sosial," tulis Pastor Peter Kang U-il, Presiden Konferensi Wali Gereja Korea. "Gereja Korea harus mencoba untuk mengupayakan pertumbuhan rohani ketimbang mengejar pertumbuhan material," tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN, AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com