Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Politik Irak Memanas, Perdana Menteri Gugat Presiden

Kompas.com - 11/08/2014, 10:36 WIB
ARBIL, KOMPAS.COM — Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki, Minggu (12/8/2014) malam waktu setempat, mengatakan, ia akan mengadukan presiden negara itu karena melanggar konstitusi dan memerintahkan pengerahan pasukan keamanan secara besar-besaran di seluruh Baghdad. Maliki, yang sudah tidak disukai banyak kalangan di Irak, membuat pengumuman mengejutkan pada hari ketiga serangan AS terhadap militan Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS di Irak utara dan di tengah seruan agar ia menyingkir dari kekuasaan.

"Hari ini saya akan mengajukan gugatan resmi ke pengadilan federal terhadap Presiden (Fuad Masum)," kata Maliki dalam sebuah pidato yang disiarkan Minggu tengah malam waktu setempat (atau Senin pukul 05.00 WIB) di televisi pemerintah.

Ia menuduh Presiden Irak yang baru terpilih, Fuad Masum, yang merupakan seorang Kurdi, melanggar konstitusi dua kali, terutama karena gagal menunjuk dia sebagai perdana menteri.

Koalisi Syiah Maliki memenangkan pemilu pada April lalu, tetapi posisinya dirongrong oleh serangan menghancurkan kaum militan ISIS yang diluncurkan pada 9 Juni di sebagian besar wilayah Irak.

Proses politik di negara itu juga menjadi rumit oleh pergumulan konstitusional tentang bagaimana menentukan blok parlemen terbesar yang berhak untuk mencalonkan perdana menteri.

Maliki, yang berusia 64 tahun, dalam sebuah wawancara dengan kantor berita AFP tahun 2011 telah berjanji bahwa ia tidak akan mengupayakan masa jabatan ketiga. Namun, ia sejak itu berubah pikiran meskipun tidak banyak mendapat dukungan dari hampir semua mantan sekutunya dulu, yaitu Amerika Serikat, Iran, kaum ulama Syiah, dan bahkan dari partainya sendiri, Partai Dawa.

Terkait perkembangan terbaru itu, AS telah menyatakan akan mendukung Presiden Masum. Deputi Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Dekat, Brett McGurk, lewat Twitter menyatakan, "(AS) sepenuhnya mendukung Presiden #Iraq Fuad Masum sebagai penjamin konstitusi."

Pasukan keamanan di mana-mana

Sementara itu, sumber-sumber keamanan, Senin, mengatakan, polisi, tentara, dan pasukan kontra-terorisme Irak telah dikerahkan dalam jumlah yang luar biasa besar di lokasi-lokasi strategis di Baghdad pada Minggu malam. Seorang pejabat tinggi polisi mengatakan, ada kehadiran pasukan keamanan, polisi, dan tentara yang luar biasa besar, terutama di sekitar Zona Hijau, yang merupakan wilayah yang sangat dilindungi di mana terdapat lembaga-lembaga penting Irak.

Pejabat itu mengatakan, pengerahan tersebut dimulai pada sekitar 10.30 malam waktu setempat (atau Senin pukul 02.30 WIB), 90 menit sebelum Maliki memberikan pidato.

"Ada pasukan keamanan di mana-mana di Baghdad. Ini merupakan langkah yang sangat tidak biasa," kata seorang pejabat polisi berpangkat tinggi kepada AFP. "Sejumlah jalan dan beberapa jembatan penting telah ditutup," kata seorang pejabat di kementerian dalam negeri. "Ini semua terkait situasi politik."

Dalam pidato singkatnya, Maliki mengatakan, Irak sedang menghadapi sebuah situasi "berbahaya" dan mendesak "para pemuda Irak" waspada.

Masum seorang Kurdi dan hubungan antara Baghdad dan wilayah otonomi Kurdi di Irak utara tegang akhir-akhir ini. Kurdi sudah lama mengeluhkan soal pemerintah federal yang tidak mengirimkan 17 persen bagian hasil minyak federal untuk daerah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com