Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ebola Masuk Nigeria, Para Dokter Hentikan Pemogokan

Kompas.com - 07/08/2014, 19:49 WIB
ABUJA, KOMPAS.com - Para dokter yang bertugas di rumah-rumah sakit pemerintah Nigeria, Kamis (7/8/2014), menghentikan pemogokan yang sudah berlangsung hampir lima pekan terkait wabah ebola yang menewaskan dua orang dan menjangkiti lima lainnya di kota Lagos.

Sebuah pernyataan dari Asosiasi Medis Nasional, sebuah serikat profesi medis, mengatakan masuknya ebola ke Nigeria menjadi alasan utama penghentian pemogokan. Kemunculan ebola di Lagos, kota terbesar di wilayah sub-Sahara Afrika yang memiliki penduduk 20 juta jiwa, telah menciptakan kepanikan warga.

Kota yang padat itu memiliki sistem kesehatan yang sangat buruk sehingga para pakar mengatakan kota Lagos tidak akan mampu mengatasi keadaan jika wabah ebola pecah di kota tersebut.

Komisioner Kesehatan Negara Bagian Lagos Jide Idris sebelumnya telah meminta para dokter yang mogok kembali bekerja. "Kita harus bekerja sama untuk menghadapi situasi ini," kata Idris.

Orang yang membawa virus ebola ke Lagos pada 20 Juli lalu adalah staf Kementerian Keuangan Liberia Patrick Sawyer. Pria ini jatuh sakit setibanya di Lagos dan langsung dikarantina di sebuah rumah sakit swasta.

Sejauh ini hanya rumah-rumah sakit swasta yang memiliki fasilitas memadai untuk menghadapi penyakit menular ganas semacam ebola. Namun, di rumah-rumah sakit swasta Lagos, biaya pendaftaran saja bisa mencapai 200 dolar AS atau lebih dari Rp 2 juta yang tak mampu dijangkau kebanyakan warga kota.

Sejak awal tahun ini, wabah ebola yang merebak di Afrika barat sudah mencabut hampir 1.000 nyawa dan menjangkiti lebih dari 1.700 orang.  Sebagian kasus ebola terjadi di Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Ketiga negara itu sudah menyatakan situasi darurat ebola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com