Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapakah Etnis Yazidi yang Diburu ISIS?

Kompas.com - 06/08/2014, 21:37 WIB
BAGHDAD, KOMPAS.com — Sejak awal pekan lalu, etnis minoritas Yazidi terpaksa meninggalkan kota Sinjar yang sudah mereka diami selama ribuan tahun setelah kota itu direbut pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Keberadaan komunitas kecil yang berbicara dalam bahasa Kurdi itu di tanah leluhurnya kini terancam. Berikut sekilas informasi tentang etnis Yazidi.

  • Etnis Yazidi di Irak diperkirakan berjumlah 600.000 orang. Namun, estimasi lain menyebut jumlah etnis Yazidi di Irak hanya 100.000 orang dan sisanya tersebar di Suriah, Turki, Armenia, dan Georgia. Suku Yazidi biasanya hidup sebagai petani atau peternak.
  • Mereka memeluk sebuah kepercayaan yang lahir di Mesopotamia sekitar 4.000 tahun lalu. Kepercayaan etnis Yazidi sebenarnya berakar dari agama Zoroaster. Namun, seiring dengan waktu, kepercayaan etnis Yazidi bercampur dengan elemen-elemen Islam dan Kristen.
  • Menurut kepercayaannya, etnis Yazidi berdoa kepada Tuhan sambil menghadap matahari dan memuja tujuh malaikat Tuhan. Malaikat yang terpenting dalam kepercayaan mereka adalah Melek Taus atau Malaikat Merak.
  • Etnis Yazidi melarang pernikahan dengan orang di luar komunitas mereka atau melanggar sistem kasta mereka. Kepercayaan unik mereka, beberapa dari mereka dilarang makan bayam dan hanya mengenakan pakaian berwarna biru, kerap disalahartikan dengan penyembahan terhadap setan.
  • Sebagai suku non-Arab dan non-Muslim, etnis Yazidi sejak lama menjadi salah satu komunitas warga yang paling rapuh di Irak. Pada masa pemerintahan Saddam Hussein, ribuan warga Yazidi meninggalkan Irak. Jerman menjadi tempat warga Yazidi terbesar di luar negeri dengan jumlah sekitar 40.000 orang.
  • Sejumlah bom truk hampir memusnahkan dua desa Yazidi di Irak utara pada 14 Agustus 2007. Akibatnya, 400 orang tewas dalam sebuah insiden tunggal paling mematikan sejak invasi AS pada 2003.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com