Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

37 Warga Sipil dan 59 'Teroris' Tewas di China Minggu Ini

Kompas.com - 03/08/2014, 15:00 WIB
BEIJING, KOMPAS.COM - Media pemerintah China, Minggu (3/8/2014), melaporkan bahwa 37 warga sipil dan 59 "teroris" tewas dalam sebuah serangan pada awal pekan ini di Xinjiang, yang merupakan basis kaum minortas Muslim Uighur. Total korban itu membuat insiden tersebut menjadi yang paling berdarah sejauh ini sejak kerusuhan yang melibatkan warga Uighur dan warga mayoritas Han yang menewaskan sekitar 200 orang di ibukota Urumqi tahun 2009.

Laporan kantor berita resmi Xinhua itu menyebutkan, polisi telah menangkap 215 "teroris". Sementara 13 warga sipil juga terluka dalam serangan pada hari Senin terhadap sebuah pos polisi dan kantor-kantor pemerintah di wilayah Shache, atau Yarkand dalam bahasa Uighur, di perfektur Kashgar. Itu merupakan yang terbaru dalam rangkaian insiden kekerasan selama beberapa bulan terakhir dan terkait dengan wilayah luas yang kaya sumber daya  alam itu. Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah menuduh pemerintah China melakukan represi budaya dan agama sehingga memicu kerusuhan.

Berita tentang bentrokan itu pertama muncul Selasa malam lalu saat Xinhua melaporkan bahwa puluhan orang terbunuh atau terluka akibat penyerangan dengan menggunakan pisau. Dalam laporannya hari Minggu ini, Xinhua mengatakan bahwa 35 warga sipil yang tewas berasal dari suku Han sementara dua lainnya dari suku Uighur.

"Sebuah geng bersenjata pisau dan kapak menyerang sebuah kantor polisi dan kantor-kantor pemerintah," kata kantor berita itu. Beberapa orang kemudian pindah ke kota lain, "menyerang warga sipil dan menghancurkan kendaraan saat mereka lewat".

"Para anggota geng itu juga menutup jalan dan menghentikan kendaraan yang lewat, sebelum menyayat para penumpang tanpa pandang bulu dan memaksa warga sipil bergabung dengan mereka dalam serangan teror," tambah Xinhua yang mengutip keterangan polisi.

Para petugas telah menyita sejumlah pisau dari tempat kejadian serta "spanduk yang menyerukan perang suci".

Kantor berita itu mengutip pemerintah yang mengatakan investigasi telah menunjukkan bahwa serangan itu "terorganisasi dan direncanakan", dan "terkait dengan kelompok teroris Gerakan Islam Turkestan Timur" (East Turkestan Islamic Movement/ETIM).

Informasi di Xinjiang, di China barat, seringkali sulit diverifikasi secara independen, dan banyak analis asing meragukan kapasitas ETIM.

Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Uighur Dunia (WUC) di pengasingan, menuduh pasukan keamanan Beijing menggunakan senapan mesin ringan dan penembak jitu. Menurut Raxit, hal itulah yang membuat terjadinya "korban yang besar".

"China telah mendistorsi insiden itu dan mengklaim bahwa itu terorisme demi menutupi kebenaran, yaitu bahwa mereka melepaskan tembakan untuk menekan warga Uighur," katanya dalam sebuah pernyataan lewat email kepada AFP.

Beijing menyalahkan kaum separatis Xinjiang atas serangkaian serangan yang terus meningkat skala dan kecanggihannya selama setahun terakhir dan telah menyebar keluar daerah. Di antara yang paling mengejutkan adalah serangan pada Mei lalu di sebuah pasar di Urumqi, di mana 39 orang tewas, dan amukan mematikan para penyerang berpisau di sebuah stasiun kereta api di Kunming di China barat daya pada Maret, yang menewaskan 29 orang. Kekerasan yang juga dikaitkan dengan kelompok Xinjian dalah tabrakan di Lapangan Tiananmen, jantung simbolis Beijing, pada Oktober, yang menewaskan dua wisatawan dan tiga orang di sebuah dalam kendaraan.

Pada hari Jumat, polisi di Xinjiang menembak mati sembilan tersangka teroris dan menangkap satu orang lain, lapor Xinhua. Penembakan dan penangkapan itu terjadi dua hari setelah Jume Tahir, kepala Masjid Id Kah di Kashgar,  yang merupakan masjid terbesar di Cina, tewas setelah memimpin salat subuh. Tahir ditunjuk pemerintah menjadi kepala masjid itu. Ia dibunuh oleh "tiga preman yang dipengaruhi ekstremis berdasarkan ideologi agama", lapor portal web pemerintah Xinjiang, Tianshan. Tahir dibunuh sehari setelah kaum Muslim China merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com