Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Studi Al Quran Berbendera Indonesia Diroket Israel

Kompas.com - 03/08/2014, 11:31 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Militer Israel dalam agresinya di Jalur Gaza, Palestina, menyerang Graha Darul Quran (Daqu). Di bagian atas gedung Daqu terdapat satu tiang bendera Merah Putih Indonesia.

"Pihak Israel sengaja melancarkan lebih dari 15 roket ke lembaga pendidikan tempat menghafal Al Quran Cabang Gaza itu," kata Abdillah Onim, dalam keterangannya dari Gaza City, Palestina, Minggu (3/8/2014), seperti dikutip Antaranews.com.

Sejak 8 Juli lalu, Israel mengerahkan militernya untuk menggempur permukiman warga sipil Palestina, yang penduduknya memeluk agama-agama besar dunia, antara lain Kristen dan Islam.

Adapun Onim adalah relawan Indonesia yang menetap di Jalur Gaza. Dia saat ini menjabat Ketua Cabang Daqu di Gaza City dan mendirikan Graha Tahfidz, selain juga menjadi koresponden salah satu stasiun televisi swasta Indonesia.

Graha Tahfidz, selain menjadi tempat tinggalnya, juga menjadi tempat untuk mendidik anak-anak menghafal Al Quran. Dia memasang bendera Merah Putih berukuran 2 meter di satu tiang yang dipasang di lantai atas gedung itu.

"Mereka (Israel) tak peduli apakah ada WNI atau bendera Indonesia, dan tetap mereka serang," katanya.

Menurut laporan kantor berita transnasional terbaru, Minggu, lebih dari 1.633 orang Palestina telah meninggal dan 8.800 orang lainnya cedera sejak Israel melancarkan agresi militer ke Jalur Gaza pada 8 Juli 2014.

Dalam konflik itu, Israel kehilangan 61 tentara dan tiga warga sipil, termasuk seorang warga negara Thailand.

Onim menyebutkan, roket Israel juga menghantam RS Syifa di Gaza City, yang menewaskan seorang bayi berusia satu bulan.

Bahkan, kebrutalan Israel juga ditunjukkan dengan "menghujani" taman bermain anak-anak di Gaza City, yang saat itu penuh dengan anak-anak yang sedang bermain.

Akibat kebrutalan Israel tersebut, sebanyak 10 anak meninggal dengan kondisi tubuh tidak utuh lagi.

Kediaman mantan Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah, tidak luput dari serangan roket yang ditembakkan dari jet F-16 milik Israel. Israel juga menyerang satu-satunya pusat pembangkit listrik Palestina di Gaza.

Onim mengatakan, seharusnya perang itu antara militer dan militer. "Bukan militer Israel malah membantai warga sipil, anak-anak, wanita, fasilitas umum, seperti sekolah, masjid, dan rumah sakit," kata Onim.

Ia juga heran dengan negara-negara tetangga, terutama negara Arab yang belum terpanggil membantu saudara mereka sesuku dan sejazirah, yaitu Jazirah Arab. Negara-negara lain yang mengaku anti-Amerika Serikat dan Israel disebutnya malah menunduk tidak mau tahu.

"Yang sangat getol membantu Gaza adalah Turki, Qatar, dan Aljazair, sedangkan negara-negara lain hanya pencitraan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com