Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MSF Kecam Serangan Israel Terhadap RS Al Shifa

Kompas.com - 29/07/2014, 19:44 WIB
GAZA CITY, KOMPAS.com - Organisasi kemanusiaan medis internasional Dokter Lintas Batas (MSF) mengecam keras serangan Israel terhadap RS Al Shifa, Gaza City, Senin (28/7/2014), di mana tim bedah MSF bekerja.

Al Shifa adalah RS rujukan utama untuk seluruh Jalur Gaza. Pengeboman terbaru terhadap fasilitas kesehatan ini, membuktikan penduduk sipil di Gaza tidak punya tempat yang aman untuk berlindung, dan ini menunjukkan sulitnya menyediakan bantuan darurat di Gaza.

Seorang staf internasional MSF berada di dalam bangunan rumah sakit ketika unit pasien rawat inap di RS Al Shifa dibom. Meski tak ada yang cedera, ini adalah rumah sakit keempat di Gaza yang diserang sejak tanggal 8 Juli setelah RS European General Hospital, RS Al Aqsa, dan RS Beit Hanoun.

”Menyerang RS dan lingkungan di sekitarnya adalah tindakan yang sangat tidak bisa diterima dan merupakan pelanggaran Hukum Kemanusiaan Internasional yang serius,” ujar Tommaso Fabbri, Kepala Misi MSF di wilayah Palestina.

”Apapun keadaannya, fasilitas kesehatan dan staf medis harus dilindungi dan dihormati. Namun, kini di Gaza, RS tidak lagi menjadi tempat berlindung sebagaimana seharusnya,” tambah Fabri.

Satu jam setelah RS Al Shifa diserang, sebuah roket menghantam kamp pengungsi Shati mengakibatkan sejumlah orang terluka, sebagian besar anak-anak,  yang langsung dibawa ke RS Al Shifa. “Dua pertiga korban cedera yang saya lihat tiba di RS Al Shifa adalah anak-anak,” ujar Michele Beck, penasihat medis MSF di Gaza.

Sebanyak 1,8 juta orang, termasuk lebih dari 160.000 penduduk terlantar, tinggal di lahan yang sempit dan padat penduduk di Jalur Gaza. ”Penduduk Gaza terkepung laut dan perbatasan yang tertutup,” ujar says Marie-Noëlle Rodriguez, Direktur Operasional MSF.

“Ketika tentara Israel memerintahkan penduduk sipil untuk evakuasi dari rumah dan permukiman, mereka bisa pergi ke mana? Penduduk Gaza tidak punya kebebasan untuk bergerak dan tidak bisa mencari perlindungan di luar Gaza. Mereka terperangkap,” tambah Marie-Noelle.

Bagi organisasi medis dan kemanusiaan di Gaza, seperti MSF, bekerja dan bergerak adalah tindakan yang sangat sulit dan berbahaya. Dalam tiga pekan terakhir, beberapa petugas ambulans dan paramedis Bulan Sabit Merah terbunuh dan terluka.

Pada 20 Juli, terjadi serangan udara yang mengarah beberapa ratus meter dari kendaraan yang jelas-jelas ditandai sebagai kendaraan operasional MSF. Pada hari yang sama, sebuah misil jatuh sekitar 10 meter dari sebuah tenda MSF yang didirikan di pekarangan RS Nasser, di bagian selatan Gaza. Beruntung misil itu tidak meledak.

Dalam tiga pekan terakhir, tim MSF baru bisa mencapai RS Nasser sebanyak dua kali. MSF terpaksa menunda aktivitas bedah di rumah sakit itu, padahal kebutuhan medis sangat tinggi di daerah yang dihantam serangan ini, di mana sebagian besar korban yang terluka adalah perempuan dan anak-anak.

“Kami memiliki tim bedah yang siap bekerja di RS Nasser, namun tanpa keamanan yang jelas dan bisa diandalkan dari kedua pihak yang terlibat dalam konflik, kami tidak bisa mengambil risiko mengirim mereka,” ujar Nicolas Palarus, koordinator proyek MSF di Gaza.

Karena serangan artileri yang intens, korban sakit dan luka-luka juga kesulitan menjangkau RS. Setengah dari pusat kesehatan Gaza tidak berfungsi. Di kota Gaza, rumah bagi 800.000 orang, hanya empat dari 15 pusat kesehatan yang buka.

“Di luar persoalan darurat, kebutuhan medis dasar dan layanan kehamilan serta penanganan penyakit-penyakit kronis, dan akses mendapatkan air minum dan makanan, tidak tersedia,” ungkap Nicolas Palarus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com