Seruan gencatan senjata ini disuarakan seiring dimulainya perayaan Idul Fitri bagi umat muslim dunia, termasuk di Gaza.
Pada Minggu (27/7/2014), Israel dan kelompok milisi Palestina melanjutkan serangan mereka walau sudah ada gencatan senjata selama 24 jam yang diumumkan oleh Hamas.
Lebih dari 1.030 warga Palestina, kebanyakan masyarakat sipil, tewas selama konflik berlangsung. Di sisi Israel, 43 tentara dan dua warga Israel tewas.
Seorang warga Thailand di Israel juga dilaporkan meninggal dunia.
Gencatan senjata yang diusulkan atas inisiatif Mesir itu diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menggelar pembicaraan substantif tentang masa depan Gaza, termasuk pembukaan perbatasan Gaza.
Pernyataan PBB ini juga menekankan bahwa "fasilitas sipil dan kemanusiaan, termasuk milik PBB, harus dihormati dan dilindungi."
Presiden Amerika Serikat Barack Obama pun meminta gencatan senjata saat berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui telepon.
Dia mengatakan solusi jangka panjang harus memungkinkan "warga Palestina hidup normal" dan "harus menjamin perlucutan senjata kelompok teroris dan demiliterisasi Gaza".
Gencatan senjata yang sudah dilakukan Klik selama 12 jam pada Sabtu (27/07) memungkinkan warga di Gaza mengumpulkan persediaan makanan dan memindahkan jenazah dari reruntuhan bangunan.
Israel kemudian menerima gencatan senjata kedua yang berlangsung 24 jam hingga Minggu (27/7), namun suasana damai tidak bertahan.
Benjamin Netanyahu mengatakan: "Israel akan melakukan apa yang harus mereka lakukan untuk membela warganya."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.