Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Foto Bocah Palestina yang Melekat pada Petugas Medis

Kompas.com - 22/07/2014, 15:21 WIB
JALUR GAZA, KOMPAS.COM — Seorang anak laki-laki dengan luka di sekujur tubuhnya menggunakan segenap kekuatannya untuk berpegang pada baju seorang petugas medis yang mencoba membaringkan dia di tempat tidur rumah sakit. Adegan tersebut terekam dalam sebuah foto yang kemudian beredar luas di internet.

Hal yang tidak tertangkap foto itu adalah jeritan anak Palestina itu terhadap petugas paramedis tersebut, yaitu "Saya mau ayahku, bawa ayahku kepadaku!"

Foto tersebut juga gagal menunjukkan luka menganga di sisi kiri kepalanya, potongan besar pecahan peluru di lehernya, dan potongan-potongan kecil peluru yang bersarang di dada dan perutnya, yang dideritanya setelah terkena tembakan artileri Israel.

Kisah di balik foto yang diambil di Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza, Kamis lalu, dan disebarluaskan ke seluruh dunia, diungkapkan seorang dokter yunior Belal Dabour di media pro-Palestina, The Electronic Intifada. "Pada pukul 03.00, sekitar delapan atau sembilan korban tiba sekaligus di ruang gawat darurat. Yang terakhir datang adalah empat orang bersaudara, dua dari mereka anak kecil, keduanya berusia sekitar tiga tahun, dengan luka yang relatif dangkal," tulisnya.

"Lalu, datanglah yang lebih tua dari keempat bersaudara, seorang anak laki-laki berusia awal belasan tahun. Kepala dan wajahnya berlumuran darah dan ia menekan sebuah kain ke kepalanya untuk menghentikan aliran darah. Namun, fokusnya kepada sesuatu yang lain, "Selamatkan adikku!" teriaknya.

Anak laki-laki yang tidak disebutkan namanya, yang ada dalam foto itu, menjerit dan berteriak untuk bertemu ayahnya saat para petugas medis membawanya dari unit darurat ke perawatan intensif.

Pecahan peluru di leher anak itu hanya meleset sedikit saja dari arteri utama, pecahan peluru di dadanya hampir menusuk paru-paru, dan satu yang di perutnya hampir melukai ususnya. Namun, anak itu termasuk yang "beruntung", kata Dr Dabour, karena dia telah melihat bagitu banyak kematian.

Sehari sebelumnya, empat anak laki-laki berusia antara sembilan dan 11 tahun tewas ketika sedang bermain di pantai di Kota Gaza saat serangan militer Israel membantai mereka. Mereka adalah sepupu.

Hingga Selasa ini, jumlah warga Palestina yang tewas dalam konflik dengan Israel yang sudah memasuki pekan ketiga telah mencapai 500 orang lebih. Tentara Israel tercatat 25 orang tewas. Sepertiga dari warga Palestina yang tewas adalah anak-anak, kata PBB, Sabtu lalu.

"Dari 8 Juli sampai pukul 4 tanggal 19 Juli, setidaknya 73 anak-anak Palestina dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel," kata Catherine Weibel dari UNICEF.

Dr Dabour mengakhiri laporannya dengan mengatakan, dia tidak mengetahui nama anak itu karena terlalu banyak orang, "beberapa orang tiba dengan kondisi sudah berantakan, beberapa terpenggal, beberapa rusak sehingga tak bisa dikenali".

"Saya tidak tahu apakah dia bertemu kembali dengan ayahnya, atau apa yang terjadi dengan keluarganya yang lain," tulisnya. "Namun, ada satu hal yang saya tahu pasti, yaitu bahwa ratusan anak-anak seperti dia menderita luka yang sama atau bahkan lebih buruk, dan hingga tulisan ini dibuat, hampir 80 anak-anak seperti dia telah tewas saat serangan tanpa ampun Israel terus berlanjut."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber smh.com.au
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com