Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pendarahan" di Gaza Harus Dihentikan!

Kompas.com - 21/07/2014, 05:30 WIB

DOHA, KOMPAS.com - Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon melakukan perjalanan ke kawasan Timur Tengah untuk mendorong gencatan senjata di Gaza, Palestina.

"Gaza adalah luka terbuka. Kita harus menghentikan pendarahan," kata Ban, memberikan ilustrasi soal situasi di Gaza, dalam konferensi pers di Doha, Qatar, Minggu (20/7/2014).

Di atas gencatan senjata, kata Ban, akar penyebab konflik berdarah-darah di Gaza antara Israel dan otoritas Palestina maupun Hamas harus diatasi.

Upaya mendorong gencatan senjata atas konflik yang semakin memburuk setelah Israel menggelar operasi Protective Edge ini dilakukan Ban dengan mendatangi sejumlah tempat termasuk Kuwait City di Kuwait, Kairo di Mesir, Jerusalem di Israel, Ramallah di Palestina, dan Amman di Jordania.

Dalam perjalanan ini, Ban akan bertemu pula dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Kairo pada Senin (21/7/2014) untuk membahas proposal gencatan senjata di Gaza.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan pembicaraan Ban dan Al-Sisi akan fokus pada situasi yang memburuk di Gaza dan inisiatif Mesir untuk gencatan senjata.

Kairo sebelumnya mengusulkan penghentian pertempuran tapi Hamas menolak. Hamas sempat menolak proposal yang diajukan tanpa pernah ada pembicaraan dengan mereka terlebih dahulu. Sebaliknya, Israel sempat menerima proposal ini tetapi sehari sesudah pernyataan itu mereka kembali membombardir gaza dengan senjata mutakhir yang dimiliki.

Belakangan, Hamas bersedia melakukan gencatan dengan mengajukan sejumlah syarat, termasuk pencabutan 8 tahun blokade Israel di Gaza, pembukaan perbatasan Rafah dengan Mesir, dan pembebasan sejumlah tahanan Palestina yang kembali ditahan oleh Israel dalam beberapa pekan terakhir.

Hamas juga menginginkan Turki dan Qatar terlibat dalam negosiasi gencatan senjata apapun yang diusulkan untuk kawasan ini. Hubungan antara Mesir dengan Turki dan Qatar cukup tegang karena dukungan kedua negara untuk gerakan Ikhwanul Muslimin yang dilarang di Mesir.

Hubungan antara Mesir dan Hamas juga merenggang sejak militer Mesir menggulingkan Presiden Muhammad Mursi pada tahun lalu dan pemerintah baru yang didukung militer melarang gerakan Ikhwanul Muslimin.

Menteri Luar Negeri Qatar Khalid al-Attiyah mengatakan dalam konferensi pers bersama dengan Ban di Doha, tidak memunculkan inisiatif baru soal gencatan senjata di Gaza. "Kami tidak mengklaim memiliki inisiatif khusus," ujar dia.

"Kami hanya menyampaikan tuntutan rakyat Palestina," lanjut Al-Attiyah. "Tidak penting siapa yang berhasil memenuhi tuntutan rakyat Palestina, selama keadilan tercapai bahkan bila hanya sebagian," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com