Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jalur Gaza Usir Menteri Kesehatan Palestina

Kompas.com - 15/07/2014, 22:39 WIB
GAZA CITY, KOMPAS.com — Menteri Kesehatan Palestina Jawad Awad membatalkan kunjungannya ke RS Shifa di Jalur Gaza, Selasa (15/7/2014), setelah diusir pengunjuk rasa yang marah saat dia tiba dari Mesir.

Sejumlah saksi mata mengatakan, para pengunjuk rasa melemparkan sepatu dan telur ke arah mobil yang membawa Awad saat dia memasuki Jalur Gaza melewati pintu perbatasan Rafah. Dikabarkan, Awad langsung meninggalkan Gaza tak lama setelah insiden itu.

Para pengunjuk rasa berkumpul di RS Shifa sambil membawa poster yang mengkritik Awad dan pemerintahan gabungan Palestina yang didominasi para teknokrat itu.

"Gaza dibom dan dihancurkan, dan baru sekarang dia datang berkunjung?" kata salah seorang pengunjuk rasa, Ahmed Mustafa.

"Kami tak menginginkan kunjungan ini dan seluruh rakyat Palestina menolak kedatangan dia," tambah Mustafa.

Para pengunjuk rasa mengatakan, mereka sangat marah karena seorang menteri pemerintah baru datang setelah Jalur Gaza diserang selama delapan hari dan setelah 193 warganya tewas akibat serangan Israel.

Mereka juga mengecam Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang dianggap gagal mencegah kampanye militer Israel yang brutal. Mereka bahkan menyebut Abbas adalah seorang kolaborator Israel.

Sementara itu, dalam pernyataan resminya, Kementerian Kesehatan Palestina menyayangkan pengusiran Menteri Jawad Awad dan menuding media milik Hamas berkontribusi besar atas insiden tersebut.

Meski pemerintahan gabungan sudah terbentuk, tetapi perseteruan panjang antara Hamas dan Fatah yang memimpin di Tepi Barat belum sepenuhnya sirna.

"Kementerian Kesehatan Palestina tetap mendukung rakyat kami di Jalur Gaza," demikian pernyataan kementerian yang menjanjikan bantuan obat-obatan bagi korban perang.

Sejauh ini belum diperoleh pernyataan resmi Hamas terkait pengusiran Jawad Awad itu. Namun, salah seorang tokoh Hamas di pengasingan Mussa Abu Marzuq lewat akun Facebook-nya mengecam pengusiran itu sebagai sebuah tindakan "tak bertanggung jawab dan tak pantas".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com