Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya, Paus Fransiskus Temui Korban Pelecehan Seksual Para Imam

Kompas.com - 07/07/2014, 09:48 WIB

VATICAN CITY, KOMPAS.com — Paus Fransiskus, Senin (7/7/2014), mengadakan pertemuan pertama dengan para korban pelecehan seksual para imam. Pertemuan ini dikecam seharusnya sudah dari dulu digelar dan mendapat protes dari negara asal Fransiskus, Argentina, yang dikecualikan dalam pertemuan ini.

Enam korban dipertemukan dengan Paus, yakni masing-masing dua orang dari Irlandia, Inggris, dan Jerman. Mereka akan menghadiri misa pagi pribadi di kediaman Paus dan pertemuan akan berlangsung sesudah misa tersebut berdasarkan keterngan staf yang mengorganisasi pertemuan tersebut.

Fransiskus mengatakan, dia akan memberikan toleransi nol bagi siapa pun di Gereja Katolik yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak, tak terkecuali para uskup, dan menyebut para imam pelaku pelecehan seksual sebagai "satanic mass".

Namun, Paus juga mendapat kecaman dari kelompok korban karena dalam sebuah wawancara mengatakan, Gereja Katolik Roma telah melakukan lebih dari organisasi tindakan organisasi lain terkait penanganan paedofil.

Alasan Paus baru menemui para korban sekarang, 16 bulan sejak terpilih pada Maret 2013, tidak diketahui. Apalagi pendahulunya, Paus Emeritus Benediktus, beberapa kali menjumpai para korban selama perjalanan di luar Italia.

"Saya pikir penting bahwa Paus bertemu dengan para korban," kata Anne Doyle dari Bishops Accountability, pusat dokumentasi pelecehan seksual di lingkungan gereja yang berbasis di Amerika Serikat.

"Kita tahu bahwa Paus ini mampu memberikan kasih sayang dan penolakannya selama ini tidak konsisten dengan kasih yang telah dia tunjukkan kepada kalangan termarginalkan. Ini adalah sesuatu yang harus dia perbaiki," ujar Doyle.

Doyle mengatakan, Paus harus pula segera menindaklanjuti pertemuan ini dengan beberapa tindakan mendasar yang menunjukkan langkah ini bukan semata seremonial. "Dia harus eksplisit mengumumkan kepada seluruh uskup bahwa semua pejabat gereja harus melaporkan kejahatan maupun dugaan kejahatan ini kepada otoritas sipil," tegas dia.

Skandal pelecehan seksual telah menghantui Gereja Katolik selama lebih dari dua dekade, tetapi baru menjadi isu di Amerika Serikat pada 10 tahun lalu. Sejak itu, gereja juga telah dipermalukan dengan kejadian di gereja-gereja di Irlandia, Jerman, Belgia, Belanda, dan negara-negara lain yang mencoreng citra gereja.

Vatikan mengaku ada 3.420 tuduhan kredibel terkait pelecehan seksual oleh para imam yang ditembuskan ke Vatikan dalam 10 tahun terakhir. Dari jumlah itu, hanya 824 imam yang dipecat. Adapun gereja di Amerika Serikat telah membayarkan kompensasi senilai 2,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 30 triliun kepada para korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com