Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Dituntut karena Lakukan Pelecehan Rasial di Kereta Api

Kompas.com - 04/07/2014, 14:01 WIB
SYDNEY, KOMPAS.COM - Polisi Australia menuntut seorang perempuan karena melecehkan secara rasial sejumlah penumpang kereta api di Sydney. Aksi perempuan itu diketahui publik setelah rekaman video umpatannya di-posting di dunia maya dan menyebar luas. Reaksi pun bermunculan di media sosial terkait tindakan perempuan itu.

Perempuan berusia 55 tahun tersebut, yang menurut sejumlah media Australia bernama Karen Bailey, ditangkap Kamis (3/7/2014) malam setelah diduga melontarkan kata-kata kasar penuh sumpah serapah kepada sejumlah anak dan seorang perempuan Asia dalam perjalanan kereta api di Sydney.

Polisi New South Wales mengatakan, dia dituntut karena menggunakan bahasa yang kasar dan akan tampil di pengadilan pada akhir bulan ini.

Bailey mulai berteriak kepada dua orang anak berusia tujuh dan 10 tahun setelah dia naik kereta api. Dia mengatakan kepada ibu mereka untuk "menurunkan anak-anak sampah sialan Anda dari kursi", kata Jade Marr, ibu anak-anak itu, kepada Newcastle Herald. "Sulit dipercaya ada orang yang mengatakan hal-hal dan bertindak seperti itu," kata Marr.

Bailey kemudian mengalihkan perhatiannya kepada penumpang lain saat mereka memfilmkan umpatannya. Ia mengatakan kepada seorang pria yang duduk di samping seorang perempuan Asia bahwa "ia (pria itu) bahkan tidak bisa mendapatkan pacar yang biasa-biasa saja, dia mendapatkan orang bodoh (gook)". Gook merupakan istilah ejekan untuk menggambarkan orang-orang Asia. Bailey juga mengejek aksen perempuan Asia itu dan menarik sudut matanya ke belakang demi mencela  wajah perempuan itu.

Video tersebut, yang telah di-posting di YouTube oleh seorang penumpang pada Rabu, telah dilihat lebih dari 250.000 kali pada Jumat pagi dan menarik hampir 1.000 komentar. Sebagian besar komentar mengecam Bailey terkait umputannya, walau ada beberapa yang mendukung perkatannya.

Komisioner Diskriminasi Ras Australia Tim Soutphommasane mengatakan di Twitter bahwa "tidak ada alasan buat celaan, hinaan dan intimidasi rasial". "Ketika dihadapkan dengan perilaku tersebut, setiap orang harus mempertimbangkan sebuah respon, termasuk melaporkannya kepada otoritas yang relevan," tulisnya.

Bailey mengatakan kepada kelompok media Ninemsn, dia tengah mengalami "hari yang benar-benar buruk" dan "betapa mengerikan apa yang saya katakan kepada perempuan itu". "Tidak ada alasan apa pun untuk berteriak-teriak seperti itu kepada orang lain," katanya. "Itu mengerikan dan saya tidak menginginkan hal itu buat musuh terburuk saya, entah dari ras mana pun."

Bailey awalnya memberi tahu namanya sebagai Sue Wilkins kepada sejumlah penumpang.

Insiden tersebut terjadi dua tahun setelah seorang perempuan berbahasa Perancis yang bernyanyi di sebuah bus di Melbourne diberitahu seorang pria untuk "berbicara bahasa Inggris atau mati" dalam video lain yang di-posting di internet dan kemudian jadi viral.

Dua mahasiswa asal China dibakar, dipukuli dan dilecehkan secara rasial di sebuah kereta api di Sydney pada tahun yang sama. Hal itu memicu kegemparan di situs media sosial China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com