Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bela Hillary, Bill Clinton Sebut Punya Utang Jutaan Dollar AS Saat Keluar Gedung Putih

Kompas.com - 25/06/2014, 06:05 WIB

DENVER, KOMPAS.com - Mantan Presiden Bill Clinton membela istrinya, Hillary Clinton, soal pernyataan tentang kebangkrutan mereka saat keluar dari Gedung Putih. Hillary menuai banyak kecaman setelah mengeluarkan pernyataan tersebut saat ditanya tentang ambisinya untuk maju menjadi calon presiden.

Dalam wawancara dengan ABC News pada awal Juni 2014, Hillary mengatakan keluarganya bangkrut ketika meninggalkan Gedung Putih pada 2011. Dia pun mengungkapkan dalam wawancara dengan The Guardian pada akhir pekan lalu bahwa keluarga Clinton tidak benar-benar kaya.

"(Pernyataan Hillary) ini faktual benar, bahwa (saat itu) kami terjerat utang beberapa juta dollar," kata Bill Clinton, Selasa (24/6/2014). Clinton mengungkapkan pembelaannya ini dalam wawancara dengan NBC News yang rencananya akan tayang pada Minggu (29/6/2014).

Dalam wawancara ini, Bill Clinton mengatakan Hillary yang juga adalah mantan menteri luar negeri sekaligus salah satu kandidat terkuat untuk maju menjadi calon presiden dari kubu Demokrat pada Pemilu 2016, telah banyak bekerja untuk mengatasi kemiskinan sepanjang Clinton mengenalnya.

Keuangan keluarga Clinton telah menjadi subyek yang rumit terkait kemungkinan Hillary menjadi kandidat dari Demokrat menuju kursi Gedung Putih. Hillary yang tak pernah kaya, memberikan serangkaian pidato dengan pendapatan 250.000 dollar AS atau sekitar Rp 3 miliar untuk setiap kali tampil, selepas meninggalkan posisi menteri luar negeri Amerika Serikat pada 2013.

Bill Clinton juga kerap tampil dengan bayaran yang bagus, sejak tak lagi menjadi presiden negara adidaya tersebut. Laporan pajak keluarga ini yang dirilis pada 200 mendapatkan pasangan ini telah mendapatkan kekayaan bersama senilai 109 juta dollar AS, sekitar Rp 1,3 triliun, sejak 2001. Pasangan ini memiliki satu rumah di Washington dan satu rumah lagi di Cappaqua, New York.

Clinton berada di Denver untuk menghadiri konferensi Clinton Global Initiative. Di forum ini, Hillary akan mengumumkan rencana membantu memperkerjakan dan melatih orang-orang muda melalui kemitraan dengan perusahaan besar seperti JPMorgan Chase, Microsoft, Marriott, dan Gap. Rencananya, dalam forum ini Hillary juga akan mengumumkan kemitraan perusahaan dengan program pengembangan anak di daerah berpenghasilan rendah.

"Hal terbaik yang bisa dia (Hillary) lakukan adalah fokus pada kebijakan, karena di sini dia memiliki catatan yang agak kuat dalam memperjuangkan program yang akan membantu kelas menengah," kata Julian Zelizer, profesor sejarah politik di Princeton University. "Ini kesempatannya memenangkan ide tentang bagaimana komunitas perusahaan dapat diminta ikut berjuang untuk kalangan yang kurang beruntung."

Saat ini Hillary tengah menggelar tur publikasi internasional untuk memoar terbarunya "Hard Choices". "Hillary telah menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang sejalan dengan kelas menengah. Namun komentarnya baru-baru ini yang menyamakan pidato bertarif jutaan dollar dengan kerja keras dan kekayaan dengan kebangkrutan, membuatnya kehilangan sentuhan itu," kecam juru bicara Komite Nasional Partai Republik, Kirsten Kukowski.

Terkait kemungkinan Hillary maju menjadi salah satu calon presiden dari kubu Demokrat, kompetitor yang akan dia hadapi adalah Wakil Presiden Joe Biden. Pada Senin (23/6/2014), Biden mengatakan, "Jangan bandingkan (pernyataan Hillary) itu dengan saya yang tak punya selembar pun saham maupun surat berharga."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com