Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prajurit Korsel Pembunuh 5 Rekannya Diringkus

Kompas.com - 23/06/2014, 17:01 WIB
SEOUL, KOMPAS.com - Prajurit Korea Selatan yang menembak mati lima rekannya di sebuah pos penjagaan akhirnya diringkus pada Senin (23/6/2014), setelah dikepung ribuan tentara selama 24 jam.

Sersan berusia 22 tahun itu, yang dikepung di sebuah hutan kecil sekitar 10 kilometer dari perbatasan kedua Korea, menembak dirinya sendiri. Kini dia dirawat di rumah sakit.

"Kami sudah menyita senjatanya dan semua amunisi yang dia bawa," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kim Min-seok.

Seorang pejabat Kemenhan lainnya mengatakan, sersan yang hanya disebut bernama Lim itu, menembak dadanya sendiri dan kehilangan banyak darah. Namun, dipastikan luka itu tidak mengancam jiwanya.

Sejak Minggu (22/6/2014) siang, ribuan personel militer dibantu helikopter dan pasukan khusus angkatan darat mengepung Lim yang lari setelah menembak mati lima rekannya, sehari sebelum pengepungan itu.

Sebelum menembak dirinya sendiri, Lim menghubungi ayah dan saudara laki-lakinya menggunakan telepon genggam. Keduanya meminta Lim untuk menyerah.

Seorang perwira angkatan darat yang tak ingin disebutkan identitasnya kepada kantor berita Yonhap mengatakan saat menelepon keluarganya Lim berbicara sambul menangis. "Dia berbicara selama beberapa menit, dan keluarganya meminta dia menyerah," kata perwira itu.

Sebelum terkepung, Lim sempat terlibat baku tembak dengan para pengejarnya sebelum bersembunyi di hutan kecil di luar desa Myungpa-ri di Provinsi Gangwon.

Akibat baku tembak dengan Lim, seorang komandan peleton terluka di tangannya dan seorang prajurit terluka akibat tertembak kawan sendiri. Motif di belakang aksi Lim menembaki kawan-kawannya sejauh ini belum jelas.

Sejumlah sumber mengatakan Lim kesulitan beradaptasi dengan kehidupan militer. Bahkan, para penguji psikologi militer meminta para perwira untuk memberikan perhatian lebih kepada Lim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com