Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amerika Klaim Tangkap "Dalang" Pengeboman di Benghazi

Kompas.com - 18/06/2014, 04:04 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pasukan khusus komando Amerika Serikat menangkap orang yang diduga menjadi dalang serangan mematikan pada 2012 atas fasilitas Amerika di Benghazi, Libya.

Pasukan khusus tersebut bekerja sama dengan agen FBI melakukan operasi penangkapan pada Minggu (15/6/2014). Tersangka yang ditangkap itu adalah Ahmed Abu Khatallah, Selasa (17/6/2014), sudah dalam perjalanan menuju Amerika Serikat untuk dihadapkan ke pengadilan.

Penangkapan ini menjadi "kemenangan" pemerintahan Presiden Barack Obama, yang selama ini terus mendapat kecaman atas penanganan peristiwa serangan 11 September 2001, penyerangan di Benghazi, dan beragam serangan lainnya.

"Amerika Serikat memiliki komitmen yang kuat untuk membawa ke pengadilan mereka yang bertanggung jawab untuk merugikan orang Amerika," kata Obama tentang penangkapan ini, Selasa.

"Sejak serangan mematikan pada fasilitas kami di Benghazi, saya telah membuat prioritas untuk menemukan dan membawa ke pengadilan mereka yang bertanggung jawab atas kematian empat warga negara Amerika yang gagah berani," imbuh Obama.

Tersangka ditahan sementara di sebuah kapal angkatan laut, seperti dalam serangan serupa pada masa lalu, menurut pejabat pertahanan, yang berbicara dengan syarat anonim.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menyebut penangkapan ini sebagai tindakan berani yang mengingatkan seluruh warga Amerika bahwa imunitas tak akan ada bagi siapa pun yang mencoba menyerang Amerika Serikat.

Serangkaian serangan menyasar fasilitas Amerika Serikat di Benghazi pada 2012. Saat itu pos CIA di sana juga menjadis asaran serangan. Dalam serangan itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, menjadi salah satu korban tewas.

Jaksa Federal Amerika Serikat, Selasa, telah membuat dakwaan pembunuhan untuk Khatallah. Dakwaan juga memuat tuduhan kepemilikan senjata dan pemberian dukungan material kepada kelompok teroris.

"Kami telah membuat jelas, karena (insiden) itu merupakan serangan pengecut pada fasilitas kami, bahwa kami akan mencari dalam waktu lama untuk menemukan, menangkap, dan membawa pelaku ke pengadilan," papar juru bicara Gedung Putih Jay Carney. "Penangkapan Ahmed Abu Khatallah bukanlah akhir dari upaya itu, melainkan menandai sebuah tonggak penting."

Khatallah sudah sering terlihat tampil di depan umum dan bahkan bersedia melakukan sesi wawancara dengan New York Times pada tahun lalu. Wawancara tersebut dilakukan di sebuah kafe di salah satu hotel mewah di Benghazi.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat telah mengidentifikasi Khatallah sebagai pemimpin senior Ansar al-Sharia, kelompok yang dianggap bertanggung jawab atas serangkaian serangan dan pembunuhan di Nigeria.

Beberapa kritikus mengecam langkah pemerintah menahan Khatallah di tahanan lepas pantai alih-alih di penjara khusus seperti Guantanamo yang memungkinkan dia diberlakukan sebagai penyerang negara, dengan konsekuensi penahanan tanpa harus menunggu pengadilan.

Namun, Pemerintah Amerika Serikat berencana membawa Khatallah ke pengadilan sipil, pengadilan yang sama yang pernah menyidangkan beberapa tersangka teroris lain. Pada Oktober 2013, pasukan operasi khusus serupa menggelar upaya penangkapan serupa di Tripoli.

Operasi di Tripoli mendapatkan Abu Anas al-Libi, tersangka kasus pengeboman Kedutaan Besar Amerika Serikat di Afrika Timur pada 1998. Al-Libi ditangkap dan kemudian dibawa ke New York dan menghadapi pengadilan federal sebagai pertanggungjawaban soal pengeboman itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com