Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Yaman Kepung Masjid "Milik" Presiden Terguling

Kompas.com - 17/06/2014, 21:52 WIB
SANAA, KOMPAS.com - Pasukan Yaman, Selasa (17/6/2014), mengepung masjid Al-Saleh di ibu kota Sanaa yang diduga dijadikan tempat berkumpul pendukung mantan presiden Ali Abdullah Saleh yang akan menyerang istana kepresidenan.

Pengepungan yang sudah berlangsung empat hari itu, merupakan insiden antara Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi dan para pendukung Ali Abdullah Saleh sejak dia dilengserkan pada 2011 menyusul aksi unjuk rasa massal.

Puluhan tentara dan kendaraan lapis baja mengepung kompleks masjid yang membentang di sebuah jalan raya hingga mendekati istana presiden tempat Mansour Hadi bekerja sehari-hari.

"Kami mendapatkan informasi bahwa terdapat terowongan yang menghubungkan masjid dan istana kepresidenan serta senjata di gudang bawah tanah," kata sumber keamanan Yaman kepada Reuters.

Sementara itu, kantor berita Yaman, Saba, mengutip sumber pemerintah mengabarkan penjagaan masjid dan wilayah sekitarnya diperketat setelah muncul kabar sejumlah elemen subversif menggunakan masjid sebagai titik pusat rencana serangan ke sejumlah serangan.

Namun, kepala pengurus masjid dan juga kerabat Ali Abdullah Saleh, Abdulwali al-Qadi membantah masjid yang diurusnya itu menyimpan banyak senjata api.

"Tak ada kebenaran dari semua tuduhan itu. Tak ada senjata di ruang bawah tanah masjid. Hanya ada buku dan Al Quran," kata Al-Qadi.

"Presiden (Mansour Hadi) meminta kami menyerahkan masjid kepada pemerintah, Mereka tak memiliki hak untuk itu," lanjut Al-Qadi.

Terpilih sejak 2012 untuk memimpin negeri termiskin di semenanjung Arab itu, Mansour Hadi telah berupaya menyingkirkan pengaruh Ali Abdullah Saleh dan para pejabat pemerintahan lama yang diyakini berusaha merebut kembali kekuasaan.

Masjid yang memiliki enam menara itu dibangun untuk menghormati Ali Abdullah Saleh pada 2008 dan menghabiskan biaya puluhan juta dolar AS. Meski kerusuhan 2011 menggulingkan Ali Abdullah Saleh namun masjid itu tetap dalam genggaman pasukan yang loyak kepada sang mantan presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com