Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Laga Iran-Nigeria dan AS-Ghana, Polisi Brasil Pakai Peluru Karet Bubarkan Pengunjuk Rasa

Kompas.com - 17/06/2014, 06:44 WIB

CURITIBA, KOMPAS.com — Aksi unjuk rasa menentang penyelenggaraan Piala Dunia 2014 di tengah perlambatan ekonomi negara tuan rumah terus berlangsung di Brasil. Pembubaran unjuk rasa bahkan sudah menggunakan peluru karet, Senin (16/6/2014) waktu setempat atau Selasa (17/6/2014) pagi WIB.

Polisi Brasil menembakkan peluru karet dan menangkap 11 orang untuk membubarkan demonstrasi anti-Piala Dunia 2014 yang menghancurkan kantor-kantor bank dan memblokade lalu lintas di salah satu kota tuan rumah ajang tersebut di tenggara Brasil, Curitiba.

Sekitar 200 pengunjuk rasa berkumpul di pusat kota dan melakukan konvoi ke stadion yang menjadi lokasi pertandingan antara Nigeria dan Iran dalam Piala Dunia 2014. Para pengunjuk rasa mencegat bus-bus yang mengangkut fans ke stadion dan memblokade beberapa jalan menuju lapangan itu.

Sampah dibakar di tengah jalan untuk mencegah kendaraan melintas menuju stadion. Unjuk rasa ini dapat dibubarkan, tetapi sebagian demonstran bertopeng kembali ke pusat kota dan menyerbu kantor bank. Sebagaimana dilaporkan situs berita G1, aksi inilah yang kemudian ditanggapi polisi dengan tembakan peluru karet tersebut.

Unjuk rasa di tengah laga Amerika-Ghana

Sementara itu, di Natal, kota yang menjadi lokasi pertandingan tim nasional Amerika Serikat berhadapan dengan Ghana yang sekarang sedang berlangsung, sekitar 300 aktivis juga menggelar unjuk rasa.

Selain penyelenggaraan Piala Dunia 2014 di tengah ekonomi sulit negeri ini, kedatangan Wakil Presiden Joe Biden untuk menonton laga ini juga menjadi sasaran unjuk rasa mereka. Biden ada di Brasil dalam rangkaian tur di empat negara di kawasan Amerika Latin.

Sekelompok pengunjuk rasa sempat memblokade jalanan, tetapi aksi mereka dapat dibubarkan tanpa kekerasan, menurut reportase dari G1.

Gelombang protes Brasil

Brasil terus dilanda gelombang unjuk rasa terkait penyelenggaraan Piala Dunia 2014, dipicu perlambatan ekonomi dan tuduhan korupsi di Brasil saat biaya 11 miliar dollar AS digelontorkan untuk ajang sepak bola empat tahunan tersebut.

Para kritikus berpendapat, dana sebesar itu seharusnya dipakai untuk mengongkosi kebutuhan mendesak Brasil di bidang kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Namun, pada tahun ini aksi protes seolah kehilangan momentum setelah pada 2013 aksi serupa telah melibatkan satu juta orang turun ke jalan.

Pada tahun lalu, Brasil juga adalah tuan rumah Piala Konfederasi yang dianggap sebagai pemanasan Piala Dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com