Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Serangan ke Bandara Karachi, Pakistan Gelar Operasi Militer ke Basis Militan

Kompas.com - 16/06/2014, 02:28 WIB

MIRANSHAH, KOMPAS.com - Pakistan mengirim tentara, artileri, dan helikopter tempur, ke daerah bermasalah Waziristan Utara, Minggu (15/6/2014), untuk operasi militer sebagai respons atas serangan terhadap bandara terbesar Pakistan di Karachi sepekan silam.

Waziristan Utara disebut menjadi tempat persembunyian kelompok militan Taliban dan etnis Uzbek. Wilayah ini dikenal sebagai "rumah" bagi beberapa kelompok militan Pakistan yang paling ditakuti. Baik Taliban maupun milisi dari etnis Uzbek menyatakan bertanggung jawab atas serangan di Bandara Karachi.

Serangan tersebut telah menghancurkan peluang pembicaraan damai di Pakistan. Otoritas militer menyatakan 105 gerilyawan tewas, sebagian besar dari kelompok milisi Uzbek, dalam serangan udara yang mendahului operasi darat ini.

"Angkatan bersenjata kami yang gagah berani telah ditugaskan menumpas teroris ini, dalam ragam rona dan warna mereka, sekaligus dengan 'tempat suci' mereka," kata pernyataan militer, Minggu. "Dengan dukungan dari seluruh bangsa dan koordinasi dengan beragam lembaga negara dan penegak hukum, musuh negara ini akan ditolak di semua ruang di seluruh negeri."

Namun, belum diketahui lokasi pasti dari operasi ini di Waziristan Utara. Daerah tersebut merupakan pegunungan yang menjadi tempat tinggal etnis Pasthun, di perbatasan Pakistan dan Afganistan.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif telah lama menentang aksi militer dan menekankan perlunya membawa Taliban ke meja perundingan. Keputusan mengirimkan pasukan ini berarti kekuatan militer sekali lagi memenangkan kekuasaan di Pakistan.

Serangan tersebut berisiko menuai aksi balas dendam dari para gerilyawan. Selama ini militer telah menggelar serangan udara berkala ke posisi-posisi para militan tetapi tak mengirimkan tentara ke lokasi.

"Kami sebagai pemerintah telah mencoba yang terbaik untuk menyelesaikan krisis ini lewat dialog," kata pernyataan dari Kementerian Pertahanan. "(Tapi) kami furstasi dengan serangan terhadap rakyat Pakistan yang tak bersalah dan rusaknya aset nasional," lanjut pernyataan itu.  "Operasi akan berlanjut sampai menyerah atau musnahnya musuh."

Tidak diketahui apakah ada warga sipil yang menjadi korban. Gerakan para wartawan dibatasi di wilayah yang menjadi target operasi tersebut. Militer juga telah memberlakukan jam malam.

Sumber Reuters menyebutkan saat ini ada 80.000 tentara di perbatasan Pakistan dengan Afganistan, menyusul tambahan 40.000 tentara yang dikirimkan ke sana. "Sekitar 40.000 tentara tambahan telah pindah ke Waziristan Utara untuk operasi, didukung artileri dan helikopter tempur," kata seorang pejabat militer.

"Perbatasan dengan Afghanistan telah ditutup dengan ribuan tentara untuk menjaga militan melarikan diri ke Afganistan," imbuh pejabat militer tersebut. Seorang pejabat senior kementerian luar negeri mengatakan Pakistan telah meminta kolega mereka di Afganistan membantu menutup perbatasan.

"Afganistan meyakinkan akan ada bantuan. Tapi mari kita lihat apa mereka (Afganistan) menindaklanjuti (permintaan itu)," lanjut pejabat dari kementerian luar negeri. Sebelumnya, militer Pakistan menyatakan tentara telah mengepung pangkalan militan di Mirali dan Miranshah tetapi hingga Minggu Malam tak dapat dipastikan terjadi atau tidaknya pertempuran.

Serangan di Bandara Karachi menewaskan 38 orang tewas. Pesawat tempur tak berawak milik Amerika Serikat langsung turun tangan dengan melakukan serangan udara pertama ke wilayah Pakistan sepanjang 2014, menyerang basis para militan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com