Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militan Irak Rebut Dua Kota Lagi, AS Ancam Gelar Operasi Militer

Kompas.com - 13/06/2014, 16:20 WIB
BAGHDAD, KOMPAS.com — Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) semakin memperkuat cengkeramannya di Irak setelah berhasil merebut dua kota lagi di Provinsi Diyala, wilayah timur Irak.

Sejumlah sumber keamanan Irak mengatakan, pasukan pemerintah meninggalkan pos-pos mereka setelah kota Saadiyah dan Jalawla jatuh ke tangan ISIS, bersama dengan sejumlah desa di pegunungan Himreen.

Sebelumnya, hanya dalam dua hari para pejuang ISIS berhasil menguasai dua kota penting, yaitu Mosul dan Tikrit, dan kini mereka tengah bergerak maju ke selatan menuju ibu kota Baghdad.

Sementara itu, kelompok etnis Kurdi—yang menjalankan pemerintahan otonomi di wilayah utara Irak—mengambil keuntungan di tengah kekacauan ini. Pasukan Kurdi menguasai kota minyak Kirkuk dan sejumlah wilayah lain di luar wilayah yang menjadi daerah otonomi mereka.

Pasukan Kurdi yang dikenal dengan nama Peshmerga juga dikirim untuk mengamankan kantor-kantor partai politik mereka di Jalawla sebelum ISIS memasuki kota itu. Tak ada konfrontasi antara ISIS dan pasukan Kurdi.

Sementara itu, tembakan artileri militer Irak menghujani Saadiya dan Jalawla dari kota Muqdadiya yang terletak tak jauh dari kedua kota itu. Akibatnya, ratusan orang terpaksa meninggalkan kota menuju Khaniqin yang tak jauh dari perbatasan dengan Iran.

Sedangkan di Washington DC, Kamis (12/6/2014), Presiden Barack Obama mengancam akan menggelar serangan militer terhadap ISIS yang ingin mendirikan negara Islam Irak dan Suriah.

"Saya tidak akan mengabaikan apa pun karena kami memiliki kepentingan untuk memastikan bahwa para pejuang militan itu tidak bisa menancapkan kukunya secara permanen di Irak dan Suriah," kata Obama di Gedung Putih.

Obama tengah mempertimbangkan "semua opsi" yang ada untuk membantu para pemimpin Irak yang mengambil alih kendali negara itu secara penuh sejak pasukan AS ditarik mundur pada 2001.

Obama juga menyampaikan keluhannya karena PM Nuri al-Maliki yang berasal dari kelompok Syiah tak mampu melakukan banyak hal untuk mengendalikan masalah sektarian yang mengakibatkan warga minoritas Sunni tersingkir dari lingkar kekuasaan setelah Saddam Hussein digulingkan pada 2003.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com