Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Utama Pakistan Diserang, 21 Orang Tewas

Kompas.com - 09/06/2014, 10:24 WIB
KARACHI, KOMPAS.com -- Kaum militan bersenjata berat melancarkan serangan ke bandara tersibuk Pakistan di kota Karachi yang terletak di selatan negara itu, Minggu (8/6/2014) malam. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 21 orang, termasuk 10 gerilyawan, dalam sebuah pengepungan selama enam jam yang kemudian bisa dilumpuhkan tentara pada Senin dini hari.

Sejumlah ledakan dan suara tembakan terdengar saat para penyerang, beberapa mengenakan seragam militer, bertempur melawan pasukan keamanan dalam salah satu serangan paling berani selama beberapa tahun terakhir di kota terbesar Pakistan itu. Pihak berwenang mengatakan, semua militan, berjumlah 10 orang, tewas dan sedikitnya 11 mayat termasuk personel keamanan dan dua warga sipil telah diterima Rumah Sakit Jinnah, rumah sakit utama di kota itu.

Direktur Rumah Sakit Jinnah, Seemi Jamali, mengatakan, 11 mayat yang merupakan sembilan tentara dan dua warga sipil telah dibawa ke rumah sakit itu, bersama dengan potongan dua mayat tak dikenal lainnya. Sebanyak 21 orang lainnya terluka, katanya kepada kantor berita AFP.

"Perkembangan terbaru: lokasi telah dibersihkan. Tidak ada kerusakan pesawat, kebakaran yang terlihat di foto-foto itu bukan pesawat, tetapi bangunan, dan sekarang sudah dipadamkan. Semua aset penting utuh," kata juru bicara militer Mayor Jenderal Asim Bajwa lewat kicauan di akun Twitter.

Serangan tersebut memaksa penutupan Bandara Internasional Jinnah, tetapi Bajwa mengatakan bahwa bandara itu akan siap untuk melanjutkan operasi pada hari ini.

Serangan tersebut akan meningkatkan kekhawatiran baru tentang situasi keamanan Pakistan yang rapuh dan pertanyaan tentang bagaimana kaum militan dapat menembus bandara yang melayani salah satu kota terbesar di dunia.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, serangan itu terjadi saat perundingan antara Pakistan dan Taliban yang dimulai awal tahun ini mengalami jalan buntu.

Sejumlah pejabat mengatakan, orang-orang bersenjata itu masuk dari setidaknya dua sisi bandara, yaitu di terminal haji dan bagian engineering dekat terminal lama yang tidak lagi digunakan, pada Minggu sekitar pukul 23.00. Berbekal senjata, granat, dan peluncur roket, mereka bentrok dengan pasukan keamanan bandara, polisi, paramiliter, dan kemudian pasukan komando. Asap pun terlihat mengepul dari bandara saat kebakaran berkobar dekat sejumlah pesawat yang diparkir di landasan.

Seorang wartawan AFP di bandara menyaksikan tiga ledakan "besar". Sejumlah pejabat intelijen di lokasi kejadian yakin bahwa ledakan itu berasal dari para pelaku bom bunuh diri yang meledakkan bahan peledak mereka.

"Saya mendengar suara tembakan yang berlangsung sengit dan kemudian melihat para teroris menembaki pasukan keamanan. Saya tidak tahu lebih dari itu," kata saksi mata Sarmad Hussain, karyawan maskapai perbangan Pakistan International Airlines (PIA). "Terima kasih Tuhan, saya masih hidup, ini sangat menakutkan," katanya kepada AFP.

Syed Saim Rizvi, yang berada di dalam pesawat di landasan pacu, berkicau di Twitter, "Ledakan dahsyat!!! Saya tidak tahu apa yang terjadi di luar sana, baku tembak mulai lagi, kepanikan terjadi di dalam pesawat!!"

Seorang juru bicara PIA, Mashud Tajwar, mengatakan bahwa dua penerbangan domestik menuju Karachi telah dialihkan ke bandara terdekat.

Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi serangan serupa pada masa lalu telah diklaim oleh militan Taliban yang bangkit melawan negara Pakistan tahun 2007 dalam sebuah pemberontakan yang telah merenggut ribuan nyawa. Kelompok bersenjata Taliban menyerang pangkalan angkatan laut Mehran tahun 2011, yang terletak tiga kilometer dari bandara itu, menghancurkan dua pesawat Orion buatan AS dan menewaskan 10 personel dalam pengepungan selama 17 jam.

Taliban dan sejumlah militan lainnya yang menggunakan seragam melakukan serangan serupa di markas militer Pakistan di kota Rawalpindi pada 2009. Serangan itu menyebabkan 23 orang tewas, termasuk 11 tentara dan tiga sandera.

Serangan kali ini akan mendapat perhatian pada keputusan kontroversial pemerintah untuk bernegosiasi dengan Taliban ketimbang menggunakan kekuatan yang lebih besar untuk menangani mereka. Pemerintahan Perdana Menteri Nawaz Sharif mulai bernegosiasi dengan kelompok militan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) pada Februari lalu. Negosiasi itu kemudian menghasilkan kesepakatan gencatan senjata yang mulai diberlakukan pada 1 Maret, tetapi gencatan senjata itu berakhir lagi sebulan kemudian.

TTP muncul sebagai reaksi atas serangan pemerintah ke sebuah masjid radikal di Islamabad, tetapi aksi kekerasan kelompok Islam di negara itu mulai melonjak tahun 2004 setelah pengerahan tentara di daerah suku yang bergolak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com