Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan Jelang Laga Pertama Piala Dunia, Stasiun Metro Lumpuh dan Demonstrasi Meluas di Sao Paulo

Kompas.com - 07/06/2014, 02:04 WIB

SAO PAULO, KOMPAS.com — Tak genap sepekan sebelum pertandingan pertama Piala Dunia 2014 digelar di Sao Paulo, kepolisian setempat bentrok dan menahan para pekerja kereta bawah tanah kota itu, Jumat (6/6/2014).

Sementara itu, 3.000-an orang menggelar unjuk rasa memprotes kebijakan pemerintah, menyebabkan kekacauan transportasi di megapolitan Brasil yang menjadi tuan rumah pertandingan perdana Piala Dunia 2014 itu.

Demonstrasi ini menimbulkan kekhawatiran tentang kerusuhan menjelang Brasil dan Kroasia berhadapan dalam laga pertama Piala Dunia 2014 di kota yang merupakan pusat bisnis Brasil itu, pada Kamis pekan mendatang.

Polisi menembakkan gas air mata dan memukulkan tongkat untuk mendesak pengunjuk rasa mundur, saat para penumpang mencoba memasuki stasiun metro, bersamaan dengan hujan deras yang semakin mengacaukan lalu lintas.

Di pusat kota, polisi memperkirakan 3.000 orang terlibat dalam demonstrasi di depan Bank Sentral Brasil. Mereka memblokade jalan sebelum akhirnya membubarkan diri.

Demonstrasi ini berlangsung menjelang pertandingan persahabatan tim nasional Brasil melawan Serbia di Stadion Morumbi, Sao Paulo. Adapun pertandingan perdana Piala Dunia 2014 digelar di Corinthians Arena, stadion baru di kota itu yang sampai sekarang belum mengantongi izin penuh keamanan untuk penggunaan bangunan.

Pemogokan di jaringan metro merupakan tantangan besar bagi Pemerintah Brasil karena moda transportasi ini akan menjadi penghubung utama bagi para fans Piala Dunia untuk tiba di tempat pertandingan.

Pekerja metro menggelar pemogokan sejak Kamis (5/6/2014) setelah kegagalan negosiasi gaji. Mereka menolak tawaran kenaikan 8,7 persen gaji dan berkeras setidaknya mendapatkan tambahan 10 persen.

Kekacauan lalu lintas telah menelantarkan 4,5 juta penumpang sistem kereta bawah tanah. Jaringan metro ini melayani angkutan setara dengan jarak 250 kilometer di semua bagian kota tersebut.

"Saya terpaksa kembali ke rumah. Metro tak berjalan, dengan bus juga tak mungkin dengan lalu lintas seperti ini," kata Pedro Henrique Rodrigues, pekerja berusia 28 tahun yang sempat mengantre bus untuk bisa sampai ke pabrik kue tempatnya bekerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com