Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Koalisi Modi: Kasus Perkosaan Kadang Benar, Kadang Salah

Kompas.com - 06/06/2014, 00:13 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com — Seorang politisi dari partai penguasa pengusung Perdana Menteri India Narendra Modi menyebut pemerkosaan sebagai kejahatan sosial. Karena itu, dia mengatakan kasus perkosaan kadang-kadang memang benar, tetapi kadang-kadang juga salah.

Para pemimpin politik dari Uttar Pradesh, negara bagian tempat dua gadis bersepupu berumur 12 dan 14 tahun telah diperkosa lalu digantung pada pekan lalu, menghadapi kecaman luas karena gagal mendatangi lokasi dan menuduh media membuat cerita sensasional atas kasus itu.

Politisi dari Partai Bharatiya Janata Party (BJP) yang mengusung Modi ini, Kamis (5/6/2014), menyatakan bahwa pemerkosaan merupakan kejahatan yang telah dilakukan hanya bila setelah ada laporan ke polisi.

"(Pemerkosaan) ini merupakan kejahatan sosial yang tergantung pada laki-laki dan perempuan. Kadang-kadang itu benar, kadang-kadang itu salah," kata Babulal Gaur, politisi itu yang juga adalah Menteri Dalam Negeri di Negara Bagian Madhya Pradesh, basis BJP. "Sampai ada laporan (ke polisi), tidak ada (kejahatan) yang terjadi."

Gaur juga menyatakan simpati kepada Mulayam Singh Yadav, Ketua Partai Samajwadi di Uttar Pradesh, yang dalam pemilihan terakhirnya mengkritik rencana perubahan hukum dengan memasukkan hukuman mati bagi para pemerkosa. Gaur beralasan, "Anak laki-laki melakukan kesalahan. Apakah mereka akan digantung karena pemerkosaan?"

BJP menyebutkan komentar Gaur ini hanya pandangan pribadinya, bukan pandangan partai. Namun, Modi, yang pekan lalu dilantik menjadi perdana menteri setelah memenangi pemilu, sejauh ini tetap bungkam soal kasus pembunuhan ganda setelah pemerkosaan di Desa Katra Shadatganj, setengah hari perjalanan di timur New Delhi itu.

Ayah dan paman dari salah satu korban mengatakan, mereka sudah mencoba melaporkan kejahatan pemerkosaan atas dua gadis bersepupu tersebut, tetapi diabaikan kepolisian. Tiga orang telah ditangkap terkait kasus ini. Dua polisi juga sudah ditahan dengan tuduhan menutupi kejahatan.

Meskipun pemerkosaan di India dilaporkan rata-rata setiap 21 menit sekali, bukti dari penegakan hukum sekaligus mengendapnya penindasan seksual dan status sosial sering tidak ada laporan kepolisian ataupun tindak lanjut laporan yang benar, berdasarkan pernyataan kelompok hak asasi manusia setempat.

Kejahatan seksual lain di India terjadi belakangan ini mendapat banyak sorotan. Media setempat melaporkan, seorang wanita di distrik di dekat Uttar Pradesh telah diperkosa, dipaksa minum asam, dan kemudian dicekik sampai mati. Perempuan lain ditembak mati di daerah timur India setelah mencoba melawan orang-orang yang hendak memerkosanya.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, dia sangat terkejut dengan kasus-kasus kejahatan seksual di India ini, terutama untuk kasus pemerkosaan dan pembunuhan dua gadis bersepupu itu. "Kami akan mengatakan 'tidak' kepada tindakan meremehkan dan sikap merusak (dari idiom) 'boys will be boys' ini," tegas dia merujuk pada idiom yang dipakai Yadav.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com