Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelang KEA 2015, Infrastruktur Persoalan Krusial

Kompas.com - 05/06/2014, 17:51 WIB
KOMPAS.com - Menjelang Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) 2015, infrastruktur menjadi persoalan krusial. Sorotan bagi Indonesia, khususnya untuk infrastruktur pelabuhan adalah belum terintegrasinya layanan pelabuhan dengan kebutuhan konsumen. "Pembenahan infrastruktur pelabuhan tidak bisa menunggu," kata Presiden Direktur Maersk Line Indonesia Jacob Friss Sorensen dalam kesempatan pemaparan laporan perdagangan pertama perusahaan jasa pelayaran peti kemas dunia itu pada Kamis (5/6/2014).

Dalam pandangan Sorensen, banyak pelabuhan di Indonesia kini sudah tak sesuai dengan kebutuhan dinamika pelayanan pelayaran peti kemas. "Mungkin 25 tahun lalu, pelabuhan berada di kota. Sekarang, pelabuhan modern justru harus di luar kota," katanya.

Sorensen menambahkan, kebanyakan pelabuhan di dalam kota di Indonesia cuma mampu menampung peti kemas ukuran 25 kaki. "Peti kemas ukuran 40 kaki tak bisa masuk di pelabuhan itu," tuturnya.

Selain kapasitas, pelabuhan di Indonesia juga belum memadai dalam integrasi dengan kebutuhan konsumen. Dia menunjukkan, kemacetan lalu-lintas dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menjadi salah satu contoh. "Orang tak bisa mengambil peti kemas lebih cepat," katanya lagi.

Belum memadainya layanan pelabuhan di Indonesia dalam hemat Sorensen menjadi pemicu agar pemerintah dan segala pihak terkait berbenah secepat mungkin, mengejar tenggat KEA 2015. "Infrastruktur yang lebih baik, selain mendatangkan lebih banyak investor, juga meningkatkan konektivitas Indonesia dengan berbaga negara di kawasan Asia Tenggara," katanya menegaskan.

Catatan Maersk menunjukkan bahwa perusahaan itu mengalami pertumbuhan ekspor sebesar 6 persen ketimbang setahun silam. Mayoritas pengiriman dari Indonesia berasal dari industri kelapa sawit, sepatu, pakaian, kertas, dan tekstil. Sementara, ekspor utama ke pasar Amerika Serikat dan Afrika Barat meningkat sekitar 20 persen. Lalu, ekspor ke Eropa menanjak 12 persen.

Maersk Line, imbuh Sorensen, menawarkan jalur pelayaran peti kemas langsung dari pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara menuju Tanjung Pelepas di Johor, Malaysia. Rute ini memangkas waktu transit rata-rata lima sampai dengan tujuh hari mencapai pasar utama ke Eropa dan Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com