Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir 4 Bulan Hilang, Pencarian Pesawat Malaysia Airlines Berharap pada Rilis Data Mentah Satelit?

Kompas.com - 28/05/2014, 09:49 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Tangis haru dari keluarga penumpang dan awak pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines berkode penerbangan MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014 menyambut rilis data mentah komunikasi digital terakhir satelit Inmarsat dengan pesawat tersebut, Selasa (27/5/2014).

Keluarga penumpang dan awak pesawat tersebut berharap data ini akan menjadi data analisis yang melibatkan lebih banyak pakar. Data mentah komunikasi "handshaking" alias konfirmasi log-on jaringan pesawat tersebut dengan satelit disajikan dalam laporan 47 lembar halaman.

Pemerintah Malaysia merilis data komunikasi digital ini lewat tiga bulan pesawat hilang setelah terus didesak keluarga para korban. Pemerintah Malaysia dituding sengaja menutupi sejumlah informasi terkait raibnya pesawat ini.

"Ketika kami pertama kali meminta data itu lebih dari dua bulan lalu, saya tak pernah bermimpi ini akan seperti sebuah kendala yang bisa dilewati," kata Sarah Bajc, mitra salah satu penumpang berkewarganegaraan Amerika Serikat, kepada Reuters di Beijing, China.

Para penyelidik menggunakan data dari Inmarsat ini menyimpulkan pesawat mengakhiri perjalanannya di Samudra Hindia, di sisi barat Australia. Penyelidik Malaysia menduga seseorang di dalam pesawat mematikan komunikasi data MH370 yang membuat pesawat tersebut tak terlacak.

Namun, sejauh ini tak ada temuan mencurigakan terkait rekam jejak semua penumpang dan awak pesawat. Sementara itu, satelit Inmarsat mencatat sejumlah "jabat tangan" dari pesawat yang hilang itu, disimpulkan sebagai pesawat masih terbang selama berjam-jam setelah ada komunikasi terakhir pesawat dengan menara kontrol terjadi.

Inmarsat mencatat "jabat tangan" pesawat itu dimulai pada 8 Maret 2014 pukul 00.41 waktu setempat (16.41 GMT, 7 Maret 2014) dan berakhir pada pukul 08.19 waktu setempat (00.19 GMT, 8 Maret 2014).

Data ini mencatat juga ada dua "panggilan telepon". Juru bicara Inmarsat mengatakan komunikasi panggilan itu dilakukan oleh staf darat Malaysia Airlines pada pukul 18.39 GMT dan 23.13 GMT. Kedua panggilan tak mendapat tanggapan dari pesawat. Informasi soal panggilan telepon ini sudah terungkap sebelum rilis data pada Selasa.

Sementara itu, para pejabat Malaysia menolak menjawab semua pertanyaan terkait data mentah satelit ini. Adapun juru bicara Inmarsat menyatakan semua data yang dimiliki Inmarsat sudah masuk dalam dokumen ini. "(Laporan) 47 halaman ini sudah mewakili semua log komunikasi data yang kami miliki dalam kaitannya dengan MH370 hingga penerbangan berakhir," kata juru bicara tersebut.

Bajc mengatakan keluarga korban telah mendapatkan saran dari para ahli pelacakan penerbangan bahwa data mentah ini akan memungkinkan ahli independen turut menganalisis apakah perlu ada penyempurnaan atas area pencarian. Data ini juga bisa dipakai untuk memeriksa apakah analisis Inmarsat dan penyelidik sejauh ini melewatkan sesuatu atau tidak.

Namun, Bajc mengeluh laporan yang akhirnya diserahkan kepada publik ini merupakan laporan dengan data yang sudah dihapus dengan alasan mempermudah pembacaan, sama seperti data rute penerbangan yang diberikan sebelumnya atas permintaan keluarga pula. "Mengapa mereka lakukan itu?" tanya Bajc. "Ini hanya masuk akal jika mereka menyembunyikan sesuatu."

Berdasarkan perhitungan data ping dan kecepatan pesawat, sejauh ini membawa pada kesimpulan pesawat kemungkinan turun dari ketinggian jelajahnya setelah terbang selama 7 hingga 8 jam sejak komunikasi "normal" terputus. Kontak terakhir dalam data satelit konsisten dengan perhitungan kapasitas cadangan bahan bakar di dalam pesawat.

Saat ini, pencarian masih difokuskan di lokasi berjarak sekitar 1.550 kilometer di barat laut Perth, Australia. Lokasi pencarian dipersempit berdasarkan sinyal akustik yang diyakini berasal dari kotak hitam pesawat sebelum perangkat itu kehabisan baterai.

Hingga sekarang pencarian terluas dan melibatkan paling banyak negara dalam sejarah penerbangan ini belum menemukan satu pun jejak pesawat. Otoritas penyelidikan menyatakan butuh waktu satu tahun untuk menjelajahi area pencarian seluas 60.000 kilometer persegi.

Malaysia, China, dan Australia mengatakan telah bersepakat memeriksa kembali semua data terkait pesawat yang hilang itu untuk memulai fase baru pencarian. Fase baru yang dimaksud adalah upaya pencarian ke dalam laut, setelah pencarian dari atas permukaan air tak membuahkan hasil.

Sejumlah spekulasi muncul sepanjang upaya pencarian ini. Tak kurang dari mantan Presiden BJ Habibie yang di kalangan internasional juga diakui sebagai pakar pesawat berpendapat pesawat ini sudah meledak di ketinggian 10 kilometer. Pendapat lain yang mengemuka adalah lokasi pencarian saat ini salah tempat.

(Reuters/AP/CNN/ANN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com