Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tipu Bank Pemerintah Rp 30 Triliun, Miliarder Iran Dieksekusi

Kompas.com - 26/05/2014, 19:42 WIB
TEHERAN, KOMPAS.com -- Seorang miliarder Iran menjalani hukuman mati karena ikut terlibat menipu sebuah bank pemerintah sebesar 2,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 30 triliun dalam kasus penipuan terbesar sejak Revolusi Islam Iran 1979.

Mahafarid Amir Khosrvai alias Amir Mansour Aria dieksekusi di penjara Evin yang terletak di sebelah utara ibu kota Teheran. Demikian dikabarkan televisi Pemerintah Iran, Minggu (25/5/2014).

Eksekusi itu dilakukan setelah Mahkamah Agung Iran mengukuhkan hukuman mati untuk Khosravi. Namun, kuasa hukum Khosravi, Gholam Ali Riahi, mengklaim bahwa eksekusi hukuman mati itu dilakukan diam-diam dan kuasa hukum tidak mendapat pemberitahuan sama sekali.

Penipuan itu dilakukan Khosravi dengan menggunakan setumpuk dokumen palsu demi mendapatkan pinjaman dari salah satu institusi keuangan ternama Iran, Bank Saderat, pada 2007.

Kredit yang diterima Khosravi kemudian digunakan untuk membeli berbagai aset, termasuk sejumlah perusahaan milik pemerintah seperti pabrik baja Khuzestan.

Kerajaan bisnis Khosravi menggurita menjadi lebih dari 35 perusahaan dari produsen air mineral hingga klub sepak bola. Dia juga memiliki perusahaan yang mengimpor daging sapi dari Brasil.

Dalam kasus penipuan bank ini terdapat 39 orang terdakwa. Empat terdakwa mendapatkan hukuman mati, dua orang dipenjara seumur hidup, dan sisanya mendapatkan hukuman penjara hingga 25 tahun.

Satu tersangka lagi adalah Mahmoud Reza Khavari, mantan Direktur Bank Melli, salah satu bank besar Iran lainnya, melarikan diri ke Kanada setelah dia meletakkan jabatannya terkait kasus ini pada 2011.

Khavari mengakui bahwa bank yang dipimpinnya terlibat penipuan ini, tetapi secara pribadi dia bersikukuh tidak terlibat. Hingga saat ini Khavari masih menjadi buronan aparat Iran.

Persidangan ini memunculkan banyak pertanyaan terkait praktik korupsi di level pejabat senior Iran pada masa pemerintahan mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com