Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luka Bakar Mengerikan PRT Filipina di Saudi Diungkap via Facebook

Kompas.com - 23/05/2014, 11:37 WIB
MANILA, KOMPAS.COM — Pria yang menyebarkan foto-foto tentang dugaan penyiksaan yang dialami seorang pekerja rumah tangga (PRT) Filipina selama bekerja di Arab Saudi mengatakan, ia melakukan hal itu karena dirinya tidak tahu hal lain yang dapat dilakukan.

CNN, Kamis (23/5/2014), melaporkan, pria bernama Arnel Tahal itu merupakan sepupu si korban, Pahima Alagai Palacasi. Tahal diperlihatkan foto-foto mengerikan tentang kondisi luka bakar di sekujur punggung, lengan, dan kaki Palacasi oleh seorang sepupu yang lain. Tahal mengatakan, ia mem-posting foto-foto itu di Facebook karena "ia tidak tahu apa yang harus dilakukan". Namun, setelah orang-orang mulai share foto-foto itu, sejumlah orang mengatakan kepada kami apa yang bisa kami lakukan untuk membantunya.

Hasilnya, Palacasi yang terluka, yang menikah dan punya dua anak yang masih kecil, akan tetap berada di Riyadh untuk mencari keadilan.

Luka-luka bakar itu diduga merupakan akibat tindakan dari ibu majikan tempat Palacasi bekerja.

PRT berusia 22 tahun tersebut berada di rumah ibu dari majikannya pada 4 Mei ketika ibu majikannya itu menuangkan air mendidih ke Palacasi karena kesalahpahaman sepele. Demikian kata pernyataan Kementerian Tenaga Kerja Filipina, Selasa.

Tahal mengatakan kepada CNN bahwa ibu majikan itu menuangkan satu termos air panas ke pembantu itu setelah berteriak kepadanya karena tidak mempersiapkan kopi dengan cukup cepat.

Dua hari kemudian, majikan itu membawa Palacasi untuk mendapat perawatan medis.

Ketika di rumah sakit itu, Palacasi bisa menghubungi keluarganya yang tinggal di Riyadh yang membantu dia untuk menyelinap keluar dari rumah sakit. Sang sepupu kemudian mem-posting foto-foto luka mengerikan di tubuh Palacasi di Facebook, yang memperlihatkan kulit yang warna pink terang dan putih bekas kena siraman air panas di seluruh punggung, belakang lengan, dan bagian kakinya. Demikian kata pernyataan kementerian itu.

"Saya merasa bahwa kami membutuhkan banyak bantuan dari Pemerintah Filipina untuk mendapatkan keadilan bagi sepupu saya," kata Tahal seperti dikutip CNN.

Pemerintah Filipina menyatakan, pihaknya akan membantu Palacasi mengajukan gugatan terhadap majikannya dan telah menghentikan agen perekrutan Saudi yang mempekerjakannya.

Harian Saudi berbahasa Inggris, Arab News, melaporkan pada Rabu bahwa polisi Riyadh sedang melakukan investigasi gabungan terkait kasus itu.

Palacasi menuduh, majikannya mulai menyiksa dirinya secara fisik beberapa hari setelah kedatangannya, menendang, dan memukul dia setelah dia mengeluh bahwa dirinya kangen rumah. Dia juga mengaku, majikannya mencegahnya untuk mengakses makanan.

"Ibu dari majikan saya meminta saya untuk membuang semua sisa-sisa makanan, tetapi saya tidak melakukannya sehingga ketika saya lapar, saya masih punya sesuatu untuk dimakan," kata Palacasi dalam sebuah video ponsel yang dilaporkan diambil sepupunya dan dirilis ke ABS-CBN, sebuah media afiliasi CNN di Filipina.

"Tolong bantu saya," kata Palacasi dalam video itu. "Tolong bantu saya mengajukan gugatan terhadap majikan saya. Saya banyak menderita."

Palacasi saat ini berada di penampungan kedutaan Filipina di Riyadh. "Dia stabil, bersemangat tinggi, dan berhubungan baik dengan sesama (pekerja Filipina)," kata pernyataan pemerintah.

"Kami menindaklanjuti kasus ini bersama polisi dan kedutaan dan kami akan merespons setelah kami punya semua rincian kasusnya," kata Mohammed Almadi dari Komisi Hak Asasi Manusia Arab Saudi kepada CNN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com