Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Dampak Krisis Politik Thailand terhadap Indonesia?

Kompas.com - 21/05/2014, 21:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Krisis politik yang terus menerus membelit Thailand membuat investor gugup serta menghambat industri pariwisata negara itu. Demikan penjelasan analis.

Thailand sempat mendapat julukan Teflon Thailand karena perekonomiannya yang dianggap kuat menghadapi berbagai guncangan politik dan sekarang Negeri Gajah Putih itu kembali menghadapi tantangan politik.

"Krisis politik Thailand sangat unik, mereka sudah beberapa kali mengalami kudeta pemerintahan dan kudeta pada 2014 di negara dengan demokrasi yang sehat mengirim pesan yang buruk terhadap komunitas investasi," kata Tom McCawley, seorang analis dari lembaga konsultan manajemen risiko IPJ di Jakarta.

Namun krisis yang terjadi di Thailand saat ini, menurut McCawley, tidak akan banyak berpengaruh terhadap investasi bisnis di Indonesia.

"Dampak minor mungkin akan terjadi pada pasar perdagangan dan ekuitas, terutama di luar negeri seperti London dan New York, tapi dalam hal spektrum finansial untuk Indonesia, saya rasa dampaknya minimal," tambahnya.

"Krisis (di Thailand) akan menguntungkan Indonesia tapi sekali lagi investor juga waspada melihat Indonesia hingga pemerintahan baru terbentuk mungkin bulan November jadi kedua negara sama-sama menghadapi ketidakpastian politik sekarang ini," kata McCawley.

Sejumlah investor seperti Foxconn memutuskan untuk menunda investasi sebesar Rp 1 triliun di Indonesia hingga pemerintahan baru terbentuk.

Kekuatan Thailand

Pada Rabu (21/5/2014), pertemuan darurat para tokoh politik Thailand yang diadakan oleh militer menyusul pemberlakuan darurat militer berakhir tanpa hasil meyakinkan.

Satu laporan menyebutkan Jenderal Prayuth Chan-ocha mengatakan kepada para peserta pertemuan untuk pulang dan merenungkan bagaimana mengatasi krisis politik di negara itu.

Kegagalan mencapai kata sepakat berpotensi memperpanjang gentingnya situasi di Thailand yang sudah berlangsung selama enam bulan.

"Saya rasa para bankir investasi tidak terlalu bersemangat tentang situasi di Thailand saat ini dan banyak wisatawan yang menunda liburan mereka, tetapi sekali lagi Thailand telah mengalami banyak kudeta dan banyak orang yakin Thailand bisa mengatasi masalah-masalah mereka," kata McCawley.

Perdana menteri sementara Thailand, Niwattumrong Boonsongpaisan, menyerukan pemilihan umum baru menyusul pemberlakuan darurat militer. Atas nama pemerintah, Niwattumrong  mengusulkan agar pemilihan umum diadakan pada 3 Agustus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com