Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencontek PR Teman, Bocah Ini Dipukuli Ayahnya hingga Tewas

Kompas.com - 21/05/2014, 20:38 WIB
BEIJING, KOMPAS.com — Mencontek memang merupakan perbuatan tercela, tetapi tentu saja tak boleh jika seorang anak dipukuli hingga tewas.

Namun, kejadian mengenaskan ini terjadi di kota Hangzhou, Tiongkok. Seorang pria memukuli putrinya yang berusia 11 tahun hingga tewas karena ketahuan mencontek pekerjaan rumah temannya.

Kantor berita Xinhua melaporkan, pria itu memerintahkan putrinya berlutut, mengikat tangannya, sebelum kemudian memukulinya.

Pria itu kemudian membawa putrinya ke rumah sakit setelah dia mendapati anak itu tak bernapas. Sayang, di rumah sakit, nyawa bocah malang itu tak terselamatkan.

Para dokter di sebuah rumah sakit di Hangzhou menemukan memar dan luka di leher dan punggung bocah itu. Dokter juga menemukan tanda-tanda bocah itu tercekik selama sekitar lima menit.

Kejadian mengenaskan ini menjadi rangkaian peristiwa penganiayaan anak-anak yang kerap terjadi di Tiongkok dan memicu kemarahan publik.

Awal tahun ini, seorang bocah 10 tahun di kota Guangdong babak belur dipukuli ibu tirinya. Foto tubuh bocah yang biru lebam itu menyebar dengan cepat di dunia maya dan memicu tuntutan hukuman lebih berat bagi pelaku penganiaya anak-anak.

Tahun lalu, seorang bocah laki-laki berusia enam tahun di Provinsi Shanxi ditemukan bersimbah darah di dekat rumahnya karena kedua bola matanya dicungkil. Sang bibi yang menjadi tersangka perbuatan keji itu tewas bunuh diri beberapa hari kemudian.

Para orangtua di Tiongkok kerap menekan anak-anak mereka agar mendapatkan nilai terbaik di sekolah. Banyak pihak menyalahkan kondisi ini terkait dengan sistem pendidikan di Tiongkok yang hanya mementingkan hasil akhir.

Akibatnya, kerap muncul berita kasus bunuh diri siswa sekolah di Tiongkok karena tak tahan dengan tekanan atau karena mendapat nilai jelek di sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com