Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

304 Orang Tewas dan Hilang, Kapten Kapal Tenggelam di Korsel Terancam Hukuman Mati

Kompas.com - 15/05/2014, 16:11 WIB

SEOUL, KOMPAS.com -- Jaksa di Korea Selatan, Kamis (15/5/2014), mendakwa kapten dan tiga awak kapal Sewol dengan tuduhan pembunuhan, yang memberikan ancaman hukuman mati. Kapal ini tenggelam pada Rabu (16/4/2014) menewaskan 284 orang dan 20 orang masih hilang. Saat tenggelam ada 476 orang di atas kapal.

Jaksa mendakwa kapten dan awak kapal gagal menyelamatkan lebih dari 304 orang yang tewas dan hilang dalam kecelakaan itu. Adapun 11 awak yang lain dikenakan tuduhan yang lebih ringan, dengan delik kelalaian terkait navigasi kapal.

Tiga orang yang terkena tuduhan pembunuhan ini adalah Kapten Lee Joon-seok, Perwira Pertama, Perwira Kedua, dan Chief Engineer Kapal Sewol. Bila dakwaan jaksa dinyatakan terbukti di persidangan, mereka berempat terancam hukuman mati, sekalipun di Korea Selatan belum ada lagi putusan hukuman mati sejak 1997.

Sementara itu, 11 awak kapal lain dikenakan tuduhan kelalaian navigasi dan meninggalkan penumpang yang butuh pertolongan ketika kapal tenggelam. Surat dakwaan diajukan melalui Pengadilan Negeri Gwangju, Kamis, dan persidangan pertama akan segera dijadwalkan dalam beberapa hari ke depan.

Petugas pengadilan yang mensyaratkan anonimitas mengatakan, 15 terdakwa diperkirakan akan diajukan dalam satu berkas perkara di persidangan. Berdasarkan dokumentasi dan informasi dari para korban selamat, 15 orang terdakwa ini termasuk dalam rombongan pertama yang menyelamatkan diri dari kapal dan segera ditangkap pada hari-hari pertama setelah kapal tenggelam.

Saat kapal mulai miring, Lee membuat pengumuman meminta para penumpang untuk tetap berada di tempat masing-masing. Setengah jam setelah pengumuman itu, dia baru mengeluarkan perintah evakuasi, tetapi tak dapat dipastikan apakah perintah itu sampai kepada para penumpang.

Dalam video yang diambil petugas penjaga pantai, Lee terlihat menyelamatkan diri hanya dengan mengenakan baju dalam, saat banyak penumpang masih berada di dalam kapal yang dengan cepat tenggelam tersebut.

Kepada wartawan setelah ditangkap, Lee mengatakan, dia tak segera mengeluarkan perintah evakuasi dengan alasan tim penyelamat belum tiba dan ia mengaku mengkhawatirkan keselamatan penumpang bila harus terjun ke air yang dingin dan berarus deras.

Direktur utama dan empat karyawan Chonghaejin Marine Co Ltd, perusahaan operator kapal Sewol, juga telah ditangkap terkait insiden ini. Otoritas setempat menduga ada penyimpangan dan kelebihan kargo yang berkontribusi atas kecelakaan ini.

Dari 476 penumpang, hanya 172 orang yang selamat, termasuk 22 dari 29 awak kapal. Sebagian besar korban kecelakaan ini adalah siswa sekolah di dekat Seoul yang sedang dalam perjalanan menuju pulau wisata di selatan Jeju.

Upaya pencarian korban terhambat oleh derasnya arus di perairan tersebut dan cuaca buruk. Sampai hari ini, keluarga para korban masih berkemah di pelabuhan. Proses pencarian juga memakan korban jiwa satu penyelam sipil.

Tenggelamnya kapal ini merupakan kecelakaan paling mematikan dalam sejarah modern Korea Selatan. Lebih dari 1,8 juta orang telah memberikan penghormatan terakhir kepada para korban di posko perkabungan di seantero Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan pun menuai hujan kritik atas penanganan musibah ini, hingga mendorong pengunduran diri perdana menterinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com