Ribuan pengunjuk rasa anti-pemerintah meninggalkan kamp utama mereka di sebuah taman di distrik komersial Bangkok ketika pemimpin mereka, Suthep Thaugsuban, menyerukan aksi untuk mendirikan sebuah pemerintahan paralel.
Terbagi dalam beberapa kelompok, mereka mengepung sejumlah stasiun televisi, menimbulkan kekhawatiran terjadinya bentrok dengan aparat keamanan.
Polisi kemudian menggunakan meriam air untuk membubarkan kelompok demonstran garis keras yang dipimpin oleh seorang pendeta Buddha, yang berusaha masuk ke dalam sebuah klub polisi.
"Awalnya polisi menggunakan meriam air. Namun, demonstran berupaya masuk ke dalam klub polisi sehingga petugas di lapangan menembakkan gas air mata," kata Paradorn Pattanatabut, seorang penasihat keamanan pemerintah.
Pusat Gawat Darurat Erawan di Bangkok mengatakan, lima orang terluka dalam insiden di klub polisi itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Aksi unjuk rasa ini menambah ketegangan situasi dengan kelompok pendukung pemerintah atau kerap disebut kelompok "kaus merah", yang berencana menggelar unjuk rasa besar-besaran di Bangkok pada Sabtu (10/5/2014).
Setidaknya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat tembakan dan serangan granat selama enam bulan kisruh politik di Thailand.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.