Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Laporkan Kematian Pertama Manusia karena Flu Burung H5N6

Kompas.com - 07/05/2014, 11:25 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Seorang lelaki China dipastikan meninggal untuk kasus pertama kematian akibat infeksi flu burung dari strain virus H5N6. Para pakar menyatakan kematian pasien ini sebagai kasus individual dan tak ada ancaman penyebaran lanjutan.

Pengujian menunjukkan lelaki berumur 49 tahun dari Nachong di barat daya provinsi Sichuan, China, telah terinfeksi virus tersebut, sebagaimana pernyataan otoritas kesehatan setempat seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (6/5/2014).

Lelaki yang tak disebutkan namanya ini semula didiagnosa menderita pneumonia, menurut laporan itu. Namun, disebutkan pula bahwa lelaki itu sebelumnya bersinggungan dengan unggas mati.

Meski demikian, para pakar berkeyakinan kematian lelaki tersebut adalah kasus individual. Menurut mereka, rendah risiko penularan lanjutan virus H5N6 dari manusia ke manusiaini.

ProMED-mail, sistem pelaporan yang dikelola komunitas internasional berbasis di Amerika Serikat untuk penyakit infeksi, menyatakan dalam situsnya, "Sebagai pengetahuan terbaik bagi kita, ini adalah kasus (kematian) manusia pertama karena H5N6."

Situs ProMED-mail menulis sudah ada vaksin unggas untuk virus H5N6. Namun, mereka mengatakan pula bahwa variasi virus flu burung tersebut juga terlacak ada pada rombongan burung migran dari Taiwan. Pusat Kontrol Penyakit Taiwan (CTDC) mengatakan virus yang sama sempat terlacak juga di Jerman, Swedia, dan Amerika Serikat.

Kasus flu burung pada tahun ini meningkat pesat di China, dengan total 250 kasus dan 96 kematian, dari virus strain H7N9. Jumlah tersebut merupakan kejadian per Januari hingga Maret 2014, merujuk data Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional China. Wabah H7N9 di China pada tahun lalu menyebabkan 46 kematian dari 144 kasus infeksi.

Wabah H7N9 di China yang mulai muncul pada awal 2013 dan berulang pada musim gugur, meningkatkan kekhawatiran virus flu burung bermutasi sehingga mudah menular antar-manusia dan memicu pandemi global.

Namun, para pejabat China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada bukti penularan berlanjut dari manusia ke manusia. Meski demikian, mereka juga tak menampik ada beberapa kasus yang jelas memperlihatkan penularan infeksi dalam satu keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com