Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Jenderal Mesir Ingin Hancurkan Biara Kuno di Sinai

Kompas.com - 14/04/2014, 17:30 WIB
KAIRO, KOMPAS.com — Seorang pensiunan jenderal Mesir mengajukan sebuah permohonan hukum sebagai bagian dari upayanya untuk menghancurkan biara kuno St Catherine yang masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO. Demikian dikabarkan situs berita Ahram News, Minggu (13/4/2014).

Ahmed Ragai Attiya, pensiunan jenderal itu, mengatakan, biara kuno yang terletak di wilayah selatan Semenanjung Sinai itu bukan situs bersejarah.

Dia mengklaim biara tersebut dibangun pada 2006 sambil menambahkan kawasan di sekitar biara itu kini menjadi "surga" warga asing.

Attiya juga meminta para biarawan Yunani yang tinggal dalam biara itu dideportasi karena, menurut dia, para biarawan itu mengganggu keamanan nasional Mesir.

Kuasa hukum biara St Catherine, Ihab Ramzy, mengatakan, bukan kali ini saja Attiya mengancam akan menghancurkan biara itu. Pada Mei 2012, lanjut Ramzy, Attiya mendapatkan 71 perintah penghancuran biara itu, termasuk sejumlah gereja, tempat tinggal biarawan, taman, dan sejumlah tempat lainnya.

Attiya, pendiri unit operasi khusus angkatan darat Mesir pada 1978, dalam wawancara dengan stasiun televisi ONTV, mengatakan, dia telah menghidupkan kembali upayanya menghancurkan biara tersebut.

Pensiunan jenderal berusia 76 tahun itu mengatakan, dia akan menggunakan 71 perintah yang dimilikinya untuk mengajukan gugatan hukum resmi melawan Biara St Catherine dan 10 intitusi Pemerintah Mesir lainnya seperti presiden, kementerian pariwisata, dan gubernur Sinai Selatan.

Attiya menuding para biarawan mengubah nama sejumlah tempat di sekitar biara dan mencoba menyembunyikan sumber air bawah tanah yang dikenal dengan nama Sumur Musa atau Oyun Moussa, dalam bahasa Arab.

Atiyya juga merasa terganggu dengan berkibarnya bendera Yunani di biara tersebut dan banyaknya warga asing yang tinggal di sekitar biara, yang menurut dia mengancam keamanan dan kedaulatan nasional Mesir.

Saat ini pengadilan memerintahkan sebuah panel pakar untuk menentukan apakah Biara St Catherine itu benar-benar bersejarah dan apakah benar sebuah sumber air bersih mengalir di bawah bangunan itu.

Sementara itu, kuasa hukum biara St Catherine, Ihab Ramzy, mengatakan, sudah sejak lama Pemerintah Mesir menetapkan biara itu sebagai sebuah situs bersejarah.

Dia menambahkan, untuk menjaga situs itu, Pemerintah Mesir bahkan melarang para biarawan mengecat dinding biara kuno tersebut tanpa izin pemerintah.

"Ini adalah salah satu biara Kristen tertua yang masih dihuni dengan sejarah yang bisa dilacak hingga sebelum abad ke-16. Biara ini berada di bawah pengawasan Pemerintah Mesir dan UNESCO," ujar Ramzy.

Biara St Catherine ini diyakini dibangun antara tahun 548 hingga 565. Kini wilayah di sekitar biara itu berkembang menjadi sebuah kota kecil yang disebut kota St Catherine dengan jumlah penduduk 4.603 jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Arabiya
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com