Koresponden RIA Novosti sebagaimana dikutip Antara mengatakan, naskah konstitusi itu mendapat dukungan 88 dari 100 anggota parlemen Crimea.
Ekonomi Crimea terpukul sejak krisis melanda Ukraina yang memuncak pada Februari 2014. Menyikapi pengambilalihan kekuasaan di Kiev, ibu kota Ukraina, Crimea menggelar referendum pada Maret 2014 dan hasilnya menyatakan wilayah itu bergabung kembali ke Rusia.
Pada pekan yang sama, parlemen dan Presiden Rusia meratifikasi perjanjian reunifikasi tersebut. Crimea merupakan wilayah yang sebelumnya menjadi bagian dari Ukraina, tetapi mayoritas penduduknya menggunakan bahasa Rusia dalam percakapan sehari-hari.