Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Tak Laksanakan Pembebasan Tahap Ke-4 untuk Tahanan Palestina

Kompas.com - 04/04/2014, 03:19 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JERUSALEM, KOMPAS.com — Israel menolak menjalankan kesepakatan pembebasan tahap keempat untuk para tahanan Palestina. Mereka berdalih, tindakan ini diambil karena Palestina memaksa mendapatkan pengakuan dari PBB.

Sebuah pernyataan dari Tzipi Livni, negosiator Israel untuk perjanjian damai dengan Palestina, yang diterima Associated Press pada Kamis (3/4/2014), mengatakan bahwa upaya Palestina mendapatkan persetujuan atas 15 konvensi PBB telah melanggar ketentuan untuk pembebasan para tahanan Palestina.

Pernyataan Livni datang setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas menuturkan upaya mereka ke PBB pada awal pekan ini sebagai respons tindakan Israel yang tak melaksanakan pembebasan tahap keempat untuk para tahanan Palestina di Israel. Pembebasan tersebut seharusnya terjadi pada 29 Maret 2014.

Tak terjadinya pembebasan tahap keempat ini mencuatkan kembali keraguan atas negosiasi perdamaian yang diinisiasi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry. Pembicaraan damai Israel dan Palestina semula dijadwalkan akan berlangsung hingga akhir April 2014. Namun, perkembangan terakhir memperlihatkan bahwa, baik Israel maupun Palestina kembail mengambil sikap keras.

Livni mengatakan kepada tim perunding Palestina bahwa pembebasan para tahanan akan bergantung pada kemampuan Palestina menahan diri untuk tak membuat langkah unilateral. "Kondisi baru terjadi, dan Israel tak dapat melakukan pembebasan tahap keempat," ujar dia.

Sebagai bagian persyaratan kembali ke meja perundingan pada akhir Juli 2013, Abbas berjanji akan menangguhkan lamaran keanggotaan di badan-badan PBB dan konvensi internasional. Adapun Israel berjanji akan membebaskan 104 tahanan Palestina selama pembicaraan berlangsung.

Masalah tahanan ini merupakan salah satu isu emosional bagi Palestina setelah konflik puluhan tahun dengan Israel. Orang-orang Palestina pada umumnya menilai para tahanan itu sebagai pahlawan. Sebaliknya, Israel memandang para tahanan itu sebagai teroris, dengan tuduhan serangan kepada warga sipil.

Ada beberapa indikasi dari pejabat Palestina bahwa langkah Abbas ke PBB merupakan bagian dari taktik tekanan untuk negosiasi ini. Orang-orang Palestina mengutuk pernyataan Livni ini.

Menteri Urusan Tahanan Palestina Issa Qaraqe mengatakan bahwa sikap Israel—tak memenuhi perjanjian yang disponsori Amerika mengenai pembebasan tahanan—merupakan imbalan otoritas Palestina tak bergabung dengan PBB.

Berbicara di sela kunjungan ke Aljazair, Kerry mengatakan bahwa sekarang adalah masa-masa kritis bagi proses perdamaian Israel dan Palestina. Dia bersumpah akan melanjutkan usahanya ini.

"Anda bisa memfasilitasi, Anda bisa mendorong, Anda dapat bersinggungan. Namun, para pihak harus membuat keputusan dan kompromi mendasar," ujar Kerry. "Para pemimpin harus memimpin dan melihat saat kesempatan itu ada."

Kerry menggunakan idiom lama yang mengatakan bahwa seseorang dapat menuntun kuda ke air, tetapi tak bisa membuat kuda itu minum. "Sekarang adalah waktu minum," ujar dia. "Para pemimpin harus tahu itu."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com