Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Militer China Didakwa Korupsi

Kompas.com - 01/04/2014, 13:01 WIB
BEIJING, KOMPAS.COM — Seorang perwira tinggi militer China resmi didakwa dengan korupsi setelah dilaporkan bahwa dia memiliki puluhan rumah, sejumlah patung emas, dan minuman keras mahal. Media Pemerintah China melaporkan hal itu pada Selasa (1/4/2014).

Gu Junshan, seorang mantan letnan jenderal dan wakil ketua urusan logistik untuk Tentara Pembebasan Rakyat (TPR), menjadi perwira dengan pangkat tertinggi yang menghadapi pengadilan militer sejak tahun 2006, lapor harian Global Times yang dikelola negara. Dia didakwa telah melakukan penggelapan, penyuapan, penyalahgunaan dana negara dan kekuasaan, lapor Xinhua, yang mengutip kantor jaksa militer.

Gu telah diselidiki selama lebih dari dua tahun. Januari lalu, liputan luas tentang gaya hidup mewahnya di media yang dikontrol ketat pemerintah menunjukkan bahwa pemerintah ingin memublikasikan dugaan kesalahannya. Dia memiliki puluhan apartemen di pusat kota Beijing, dan di rumahnya di Puyang di Provinsi Henan, China tengah, terdapat sejumlah karya seni dari emas, lapor majalah Caixin ketika itu.

Rumah tersebut meniru bagunan Kota Terlarang, bekas istana kekaisaran di Beijing, di lahan seluas satu hektar dan dijuluki sebagai "Mansion Sang Jenderal" oleh penduduk setempat, lapor majalah itu. Aparat Pemerintah China telah menyita "sebuah perahu emas, sebuah baskom emas, dan patung emas Mao Zedong" bersama dengan "sejumlah peti minuman keras mahal" di tempat itu, kata laporan tersebut.

Nama Gu menghilang dari daftar resmi personel di departemen logistik pada awal 2012 dan akhirnya dari seluruh situs kementerian pertahanan. Dia meninggalkan jabatannya pada tahun itu juga. Gu bergabung dengan militer tahun 1971 setelah menyelesaikan sekolah, mulai menangani operasi bisnis militer di Puyang tahun 1985 dan kariernya meningkat selama dekade berikutnya untuk mengawasi logistik di daerah itu.

Gu menjadi wakil kepala departemen Logistik Umum Tentara Pembebasan Rakyat 2009. Dia rupanya mendapat "keuntungan dari sejumlah proyek dan penawaran tanah" di mana dia terlibat, lapor Caixin.

Dianggap sebagai "sampah"

Gong Fangbin, profesor Universitas Pertahanan Nasional Tentara Pembebasan rakyat, mengatakan kepada Global Times bahwa "sejumlah perwira" dengan pangkat letnan jenderal telah diadili dalam beberapa dekade terakhir. "Persidangan di pengadilan militer tidak sepenuhnya dilakukan terbuka karena fakta bahwa pengadilan itu mungkin mengungkap informasi militer rahasia, walau fakta kriminal dan hukuman terhadap Gu akan diumumkan," kata Gong seperti dikutip surat kabar itu.

Sebuah komentar di surat kabar Harian Rakyat, corong resmi Partai Komunis, menggambarkan Gu sebagai "cacing yang telah mengikis Tembok Besar". "Kejayaan tak terhingga TPR dipermalukan karena sampah termasuk Gu Junshan," kata komentar itu.

Sejak berkuasa sebagai ketua partai dan komandan militer pada November 2012, Presiden Xi Jinping telah mengambil sejumlah langkah untuk memastikan kontrol hierarki komunis terhadap militer dan menekankan perlunya loyalitas bagi TPR. Xi, yang merupakan putra seorang revolusioner yang dihormati, dikatakan memiliki hubungan dekat dengan militer ketimbang pendahulunya, Hu Jintao.

Walau Xi telah berkomitmen untuk memberantas korupsi, para pengamat mengatakan, tidak ada reformasi sistemik yang telah diperkenalkan untuk memerangi praktik busuk itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com