Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diktator Uzbekistan Tahan Putrinya Sendiri karena Melawan Rezim

Kompas.com - 27/03/2014, 11:30 WIB
TASHKENT, KOMPAS.COM — Putri Presiden Uzbekistan diduga sedang ditahan dalam tahanan rumah oleh ayahnya sendiri yang "menyuruh orang untuk memukulinya". Gulnara Karimova (41 tahun) dikatakan telah ditahan oleh pasukan keamanan rezim diktator ayahnya terkait dugaan korupsi.

Menurut laporan BBC, Karimova berhasil menyelundupkan sebuah surat dari tempat penahanan untuk menginformasikan orang lain tentang penahanan dirinya. Dalam surat itu, ia menulis, "Betapa naifnya saya berpikir bahwa aturan hukum ada di negeri ini? Alasan penganiayaan gaya Pinochet ini adalah karena saya berani berbicara tentang hal-hal yang bagi jutaan orang lain tidak bisa bicarakan."

Menurut sejumlah sumber, Karimova, yang merupakan bintang pop di Uzbekistan, ditempatkan dalam tahanan rumah bersama putrinya yang berusia 15 tahun pada 17 Februari lalu.

Ayahnya, Islam Karimov, diyakini telah memerintahkan 20 sampai 30 orang untuk menyerbu  apartemennya setelah Karimova menyatakan dirinya bepergian ke Israel untuk menjalani perawatan medis karena takut para dokter mungkin akan mencoba dan membunuhnya di Uzbekistan.

Menurut uznews.net yang dikutip Daily Mail, pasangan Karimova ditangkap dan dipukuli. Karimova mencoba untuk melarikan diri, tetapi diseret kembali ke apartemen di mana dia juga dipukuli.

Minggu lalu muncul laporan bahwa jaksa Swedia tengah menyelidiki Karimova karena dicurigai telah menerima suap demi mengizinkan perusahaan telekomunikasi Nordic TeliaSonera memasuki pasar negara itu.

Karimova sudah disebut jaksa penuntut umum Swiss sebagai tersangka dalam kasus yang juga sedang diselidiki oleh otoritas Belanda dan Amerika Serikat.

Para jaksa memeriksa dugaan bahwa ketika TeliaSonera membayar 2,3 miliar crown Swedia untuk lisensi 3G di Uzbekistan tahun 2007 ke perusahaan Takilant yang terdaftar di Gibraltar, perusahaan terakhir itu digunakan untuk kepentingan Karimova.

Tuduhan itu, yang pertama kali muncul di sebuah program televisi Swedia pada 2012, telah memaksa sebagian besar petinggi TeliaSonera, yaitu CEO dan beberapa karyawan seniornya, kehilangan pekerjaan mereka.

Dalam sebuah pemohonan ke pengadilan Stockholm yang meminta lebih banyak waktu untuk mengajukan tuntutan, sejumlah jaksa Swedia mengatakan, mereka menduga bahwa perwakilan TeliaSonera telah menyuap sejumlah "elite politik" Uzbekistan. "Dalam penyelidikan itu sekarang ada dasar yang nyata, termasuk informasi mengenai kontrol atas aset, yang memberikan alasan untuk mencurigai bahwa Gulnara Karimova, yang juga menjabat sebagai pejabat publik dalam periode waktu yang relevan untuk kasus itu, adalah orang yang mengatur, mengendalikan, dan merupakan orang yang terutama mendapat manfaat dari prosedur tersebut," kata jaksa.

Karimova telah membantah tuduhan terkait praktik bisnis kotor itu.

TeliaSonera, yang telah menunjuk pengacara sendiri untuk menyelidiki transaksi bisnis masa lalu di Uzbekistan dan negara-negara lain di kawasan itu, mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan para jaksa.

Karimova pernah menjadi Duta Besar Uzbekistan untuk PBB di Geneva dari Desember 2008 sampai tahun lalu. Ia juga seorang desainer perhiasan dan penyanyi pop yang memiliki nama panggung  Googoosha.

Uzbekistan merupakan salah satu negara dengan catatan hak asasi manusia terburuk di dunia. Pada 2002, dua orang tahanan direbus hidup-hidup di negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com