Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekonsiliasi Arab Saudi-Qatar Gagal

Kompas.com - 27/03/2014, 09:14 WIB
KAIRO, KOMPAS.COM — Konferensi Tingkat Tinggi Ke-25 Liga Arab yang berakhir Rabu (26/3), di Kuwait, gagal mewujudkan rekonsiliasi sesama negara Arab, khususnya antara Qatar dan Arab Saudi. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Salman bin Abdel Aziz langsung meninggalkan Kuwait seusai acara pembukaan KTT, Selasa siang.

Kepulangan mendadak Salman menutup peluang bagi Kuwait sebagai tuan rumah KTT untuk memediasi perselisihan yang terjadi antara Qatar dan Arab Saudi. Salman adalah pemimpin Arab pertama yang meninggalkan Kuwait menuju negaranya.

Stasiun televisi Al Jazeera mengungkapkan, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani lalu meminta bantuan Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika membantu melobi Arab Saudi agar bersedia berbicara dengan Qatar. Permintaan itu disampaikan setelah rekonsiliasi gagal dicapai di Kuwait. Bouteflika sendiri tidak hadir di Kuwait. Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, yang memantau KTT Liga Arab dari Kairo, Mesir.

Perpecahan Qatar-Arab Saudi dipicu isu Ikhwanul Muslimin di Mesir. Qatar mendukung IM, sedangkan Arab Saudi menentang IM dan menetapkan mereka sebagai organisasi teroris.

Presiden Tunisia Moncef Marzuki mengusulkan pembentukan komite rekonsiliasi yang beranggotakan sejumlah negara Arab berpengaruh untuk membantu membuka jalan bagi rekonsiliasi di dunia Arab.

Rekomendasi

Dalam KTT ke-25 itu disampaikan sejumlah rekomendasi, antara lain menyerukan solusi politik di Suriah sesuai kesepakatan Geneva 1, Juni 2012. Liga Arab mengecam dengan keras aksi rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad yang membantai rakyatnya.

KTT juga merekomendasikan untuk memberi kursi Suriah pada KTT Liga Arab berikutnya kepada Koalisi Nasional Suriah (NC), payung kubu oposisi Suriah. Rekomendasi itu disampaikan setelah dibentuk komite kecil tingkat menteri luar negeri untuk mengatasi perbedaan pendapat sejumlah negara Arab soal kursi Suriah dalam KTT di Kuwait itu. Pada KTT ke-24 di Qatar tahun 2013, kursi Suriah telah diberikan kepada NC.

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Salman bin Abdel Aziz dalam pidato pembukaan menyampaikan keheranannya kursi Suriah dibiarkan kosong dan tidak diberikan kepada NC.

Kekosongan itu sempat ditanyakan Ketua NC Ahmed Jarba kepada Menlu Kuwait Sheikh Sabah al-Khalid al-Hamad al-Sabah. Khalid menjawab, sejumlah negara Arab mengancam mundur dari KTT jika kursi Suriah diberikan kepada NC.

Laman Al Jazeera menyebut, ada empat negara Arab menolak memberi kursi Suriah kepada NC, yakni Irak, Lebanon, Aljazair, dan Mesir.

Selain itu, Liga Arab menolak keras mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Liga Arab meminta Dewan Keamanan PBB membantu mengakhiri konflik Israel- Palestina. Liga Arab mendukung Otoritas Palestina di bawah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas sebagai satu-satunya pemegang legitimasi politik Palestina.

KTT berjanji membantu sejumlah negara Arab yang tengah melakukan transisi pemerintahan. KTT Liga Arab berikutnya diselenggarakan di Mesir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com